Sabtu, 30 September 2017

Individu, Keluarga, dan Masyarakat


Individu, Keluarga Dan Masyarakat
      
      A)     Pertumbuhan Individu

a.      Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai makhluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh pancaindera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok sosial yang sering disebut masyarakat.

b.      Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.

c.       Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Individu

A.    Faktor Biologis (Fisik)
Adalah faktor yang menunjukkan bahwa setiap individu mempunyai fisik yang berbeda – beda.

B.     Faktor Geografis (Lingkungan)
Adalah faktor yang menunjukkan sifat individu itu baik atau buruk. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan hidup individu tersebut, apabila lingkungan hidupnya baik maka sifat individu tersebut akan baik, sebaliknya jika lingkungan hidup individu tersebut buruk maka sifat individu tersebut buruk.

C.     Faktor Kebudayaan Khusus
Adalah faktor yang menunjukkan bahwa setiap individu memiliki kebudayaannya masing–masing. Meskipun suatu individu memiliki kebudayaan yang sama belum tentu memiliki keperibadian yang sama.



B)     Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan - pekerjaan atau tugas - tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
1.   Fungsi Biologis
  A.      Untuk meneruskan keturunan.
  B.      Memelihara dan membesarkan anak.
  C.      Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
  D.     Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2.   Fungsi Psikolog

  1.    Memberikan rasa aman dan kasih sayang.
  2.    Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
  3.    Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
  4.    Memberikan Identitas anggota keluarga.
3.   Fungsi Sosialisas
  A.      Membina sosialisasi pada anak. 
  B.      Membentuk norma - norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
  C.    Meneruskan nilai - nilai budaya keluarga.
4.  Fungsi Ekonomi
     AMencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 
    BPengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
     CMenabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.

5.  Fungsi Pendidikan
A. Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
B. Mempersiapkan anak - anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
C. Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Ahli lain membagi fungsi keluarga, sebagai berikut :
1. Fungsi Pendidikan : Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.

2. Fungsi Sosialisasi anak : Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

3. Fungsi Perlindungan: Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

4. Fungsi Perasaan : Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

5. Fungsi Religius : Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk meyakinkan bahwa ada kehidupan lain setelah  dunia ini.

6. Fungsi Ekonomis : Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber - sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi - fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan - kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif  : Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu    pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
8. Fungsi Biologis  : Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
C) Individu, Keluarga dan Masyarakat
Kehidupan sosial manusia pasti mempunyai aktivitas sosial dalam hidupnya. Aktivitas sosial itu seperti antar individu, sampai antar kelompok. Dalam suatu populasi manusia pasti akan membentuk kelompok, dan sebuah kelompok adalah sekumpulan suatu individu.
            Masyarakat tidak akan terbentuk jika tidak ada sekumpulan banyak keluarga, begitu juga keluarga tidak akan terbentuk jika hanya punya satu individu. Jadi artinya individu jika bertemu individu lain yang akan membuat suatu keluarga atau suatu sekelompok kelompok yang terbentuk menjadi masyarakat. Dalam ilmu sosial yang mengkaji tentang masalah – masalah sosial, individu, keluarga dan masyarakat juga mempunyai masing – masing masalah sosial yang perlu dibahas. Dalam setiap individu, manusia mempunyai sifatnya masing – masing, sifat – sifat atau kepribadian itulah yang biasanya bisa berdampak positif dan negatif pada suatu keluarga dan masyarakat.
Suatu individu yang mempunyai sifat positif maka bisa mendapat kemajuan dalam besosialisasi di lingkungannya, sedangkan suatu individu yang mempunyai sifat negatif bias berdampak buruk untuk  keluarga maupun masyarakat. Contoh sifat negatif tersebut misalnya, seorang individu yang mempunyai sifat pemarah bias membuat kalangan anggita suatu keluarga menjadi ikut seperti individu itu yaitu mempunayi sifat pemarah, satu individu yang mempunyai sifat tersebut bias saja tidak disukai oleh masyarakat sekitarnya.
Dari suatu sifat negatif seperti itu bias menimbulkan masalah sosial. Masalah sosial tersebut misalnya individu memiliki sifat pemarah akan dijauhi oleh masyarakat, dan individu itu bias mencoba menyulut amarah individu lain agar diperhatikan.


D)     Hubungan antar individu dan masyarakat 
Mengenai bagaimana hubungan antara individu dengan masayarakat, ada tiga alternatif jawaban :
1. Individu memiliki status yang relative dominan terhadap masyarakat
2. Masyarakat memiliki status yang relative dominan terhadap individu
3. Individu dan masyarakat saling tergantungan
Hubungan antara individu dengan masyarakat seperti dimaksud diatas menunjukkan bahwa individu memiliki status yang relatif dominan terhadap masyarakat, sedangkan lainnya menganggap bahwa individu itu tunduk pada masyarakat. Sementara itu masih terdapat suatu hubungan lagi, yaitu adanya hubungan interpenden (saling ketergantungan) antara individu di dalam masyarakat yang tidak terbatas kuantitasnya. Setiap satuan individu itu masing-masing mempunyai kekhususan yang berpengaruh terhadap dinamika kehidupan masyarakat.
Dalam hal tersebut, Soepomo berpendapat, bahwa individu ialaah suatu makhluk dimana masyarakat mengkhususkan diri. Masyarakat adalah keseluruhan dari sekian anggota-anggota seorang -seorang. Karena itu, keinsafan individu kemasyarakatan dan keinsafan individu bercampur baur.
Walaupun demikian, bukan berarti kehidupan individu warga masyarakat sama sekali tidak peluang bagi kehidupan yang bersifat pribadi. Sebaliknya dalam kehidupan masyarakat yang telah mengalami proses serba individualis pun kehidupan bersama tetap tidak akan ditinggalkan.
       E)      Urbanisasi


1. Pengertian
          urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap dalam kurun waktu tertentu.
            
2.  Penyebab
Suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia biasanya didasarkan pada alasan atau ada sebabnya. Demikian halnya dengan urbanisasi, terjadinya urbanisasi ini karena ada sebabnya. Sebab dari urbanisasi ini juga merupakan faktor penarik mengapa orang - orang melakukan urbanisasi. Beberapa penyebab dari urbanisasi antara lain sebagai berikut:
1. Banyaknya lapangan kerja di kota daripada di desa
Salah satu penyebab dan merupakan alasan paling umum mengapa orang - orang melakukan urbanisasi adalah karena keberadaan lapangan kerja. Di desa, jumlah lapangan kerja masih sangat terbatas. Banyak orang - orang yang sudah lulus lebih memilih mencari pekerjaan di kota. Di kota banyak perusahaan - perusahaan yang besar sehingga membutuhkan banyak tenaga kerja. Selain banyak perusahaan yang besar, di kota juga ramai sehingga menjadi lahan empuk untuk mendirikan usaha. Banyak orang berdagang yang sukses di kota sehingga semakin menarik minat warga desa untuk mengadu nasib di kota. Selain itu, di kota apapun bisa menjadi sebuah pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dan sangat berbeda dengan desa yang mengedepankan prinsip tolong menolong dan gotong royong.
2. Sarana dan prasarana di kota yang lebih lengkap
Penyebab orang- orang melakukan urbanisasi selanjutnya adalah karena di kota terdapat sarana dan pra sarana yang lebih lengkap daripada di desa. Bagi orang - orang yang mempunyai uang akan lebih memilih tinggal di kota dengan segala kemodernannya menjadi pilah yang lebih menarik daripada harus bersusah payah hidup di desa yang masih serba manual. Selain itu kita juga bisa mendapatkan segala kebutuhan dengan lebih mudah di kota daripada di desa. Kebutuhan pendidikan lebih lengkap apabila kita cari di kota. Dengan sarana dan pra sarana yang lebih lengkap idealnya kesejahteraan manusia makin terjamin dan kebutuhan manusia bisa lebih bisa di atasi.
3. Kehidupan di kota yang lebih modern
Kehidupan perkotaan yang lebih modern menjadi salah satu daya tarik sekaligus penyebab terjadinya urbanisasi. Orang - orang yang mendambakan kehidupan modern dan kekinian pasti akan memilih tinggal di daerah perkotaan daripada pedesaan. Kehidupan kota yang gemerlap dan modern menjadi hal yang dicari oleh generasi zaman sekarang untuk bisa memenuhi keinginannya. Di kota kita tidak harus repot jika menginginkan mandi air panas, karena ada pemanas air otomatis. Di kota kita tidak harus menaiki tangga satu per satu dan menyebabkan capek, karena kita akan menemukan lift atau eskalator. Di kota kita juga tidak perlu capek - capek mencuci baju dan menyetrika karena di kota banyak usaha laundry. Ketika cuaca panas kita tidak perlu kipas - kipas atau menyalakan kipas angin karena hampir semua gedung sudah memiliki AC, dan masih banyak lagi kemudahan - kemudahan yang bisa kita dapatkan di kota.
4. Pendidikan berkualitas tinggi jumlahnya lebih banyak
Semua orang setuju bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. manusia memerlukan pendidikan untuk dapat bertahan hidup dari segala kondisi kerasnya dunia. Pendidikan juga membekali arah bagi manusia agar bisa menempuh jalan yang benar. Tidak bisa dipungkiri bahwasanya orang tua sangat memperhatikan pendidikan anak - anaknya. Banyak orang tua yang akan memberikan pendidikan terbaik hingga sekolah - sekolah yang sangat mahal pun rela diberikan kepada anak - anaknya demi mendapatkan pendidikan yang terbaik.
Selama ini kita melihat sekolah - sekolah di desa masih sangat standar dan cenderung kurang dalam peralatan, sarana dan pra sarana maupun pendidik dan tenaga kependidikannya. Maka dari itulah bagi orang - orang yang sangat mengedepankan pendidikan mereka takkan segan untuk menyekolahkan anak - anak mereka di kota. Sekolah di kota memiliki sarana dan pra sarana yang lebih lengkap, memiliki tenaga kependidikan dan juga pendidik yang lebih berkualitas. Sehingga bukan hal aneh lagi bila anak - anak kecil di kota sudah pintar berbahasa asing, bermain musik hingga berpidato.
5. Banyak perguruan tinggi ternama
Sekarang ini pendidikan tinggi pasca pendidikan wajib 9 tahun sudah menjadi kebutuhan yang penting. Beberapa tahun lalu memang belum banyak orang yang kuliah, namun tidak dengan sekarang. Di desa - desa belum banyak berdiri universitas atau sekolah tinggi yang menyelenggarakan perkuliahan, jika pun ada kualitasnya belum terlalu baik. Dengan alasan menginginkan universitas atau sekolah tinggi yang baik, maka banyak pelajar yang berbondong - bondong ke kota untuk mendaftar kuliah meskipun biaya yang dikeluarkan terkadang bisa sangat mahal. Hal ini demi mendapatkan kualitas pendidikan tinggi seperti yang diinginkan. 
3.      Tujuan
Apabila ada perbuatan, disitu pasti ada tujuan. apapun aktivitas yang dilakukan oleh manusia biasanya memiliki tujuan tertentu. Biasanya tujuan yang akan dicapai pun merupakan tujuan yang menguntungkan atau bersifat positif, setidaknya untuk dirinya sendiri. Hal ini juga berlaku untuk urbanisasi. Orang - orang yang merelakan diri pergi ke kota pasti memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai, mengingat hidup di kota seorang diri dan jauh dari keluarga itu tidaklah mudah. Seseorang melakukan urbanisasi pasti memiliki tujuan tertentu. beberapa tujuan yang ingin dicapai seseorang dalam melakukan urbanisasi antara lain sebagai berikut:
1. Memperoleh kesejahteraan hidup
Salah satu tujuan yang ingin dicapai seseorang yang melakukan urbanisasi adalah karena ingin memperoleh kesejahteraan hidup. Kesejahteraan hidup ini bisa bermakna luas, yakni bisa dipandang dari segi ekonomi maupun sosial budaya. Seseorang yang lama menganggur di desa lebih memilih datang ke kota dengan alasan ingin memperoleh pekerjaan. Jika sudah memiliki pekerjaan maka orang itu akan mendapatkan gaji yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara dari segi sosial dan budaya, seseorang memilih tinggal di kota mungkin merasa lebih nyaman dengan segala fasilitas yang serba modern dan juga serba ada. Hal ini akan meringankan pekerjaan seseorang sehingga lebih sedikit membuang waktu apabila mengerjakan pekerjaan rumah.
2. Memperoleh kepuasan
Memperoleh kepuasan merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai seseorang yang melakukan urbanisasi. Memperoleh kepuasan ini berlaku pada orang-orang yang memang mendambakan kehidupan kota yang serba ramai, gemerlap, instan, modern dan lainnya. Orang - orang yang semacam ini sangat menginginkan kehidupan di kota sehingga akan sangat senang hati apabila bisa tinggal di kota.

3. Memperoleh kesenangan
Sama halnya dengan memperoleh kepuasan, apabila kepuasan telah dicapai maka seseorang akan memperoleh kesenangan. Kesenangan ini selalu dirasakan setelah seseorang mencapai kepuasan. Orang - orang yang menyukai lingkungan dan juga atmosfer perkotaan akan merasa tidak betah apabila tinggal di pedesaan. Maka dari itulah orang - orang tipe ini akan lebih nyaman apabila tinggal di kota.
4. Mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan lebih cepat
Tinggal di perkotaan memang akan mendapatkan kemudahan berupa pelayanan yang lebih baik dan cepat, terutama dalam bidang pendidikan dan juga kesehatan. Apabila di desa ketika ada yang sakit maka untuk berobat kita harus mengantri karena minimnya tenaga kesehatan sementara yang sakit banyak. Namun hal ini tidak ditemukan di kota, karena kota memiliki lebih banyak tenaga medis dan pusat - pusat pelayanan kesehatan. Di desa, bayi - bayi akan mendapatkan vaksin tertentu saja karena keterbatasan jumlah dan alat, namun di kota vaksinasi diberikan kepada bayi secara rutin, serta masih banyak contoh - contoh lainnya. Nah, hal seperti itulah yang menyebabkan seseorang mungkin lebih menyukai tinggal di kota daripada di desa, karena bisa memperoleh pelayanan yang lebih baik dan lebih cepat.
5. Mendapatkan pekerjaan
        Mungkin poin ini sedikit mirip dengan poin pertama atau poin 1 yang telah kita bicarakan, namun kali ini hanya mengkhususkan kepada pekerjaannya saja. salah satu tujuan seseorang melakukan urbanisasi adalah karena ingin mendapatkan pekerjaan. Dan alasan inilah yang paling banyak digunakan seseorang untuk melakukan urbanisasi.
6. Tidak ingin ketinggalan zaman
Nah, rasa ingin selalu tampil up to date membuat seseorang dengan senang hati meninggalkan desa demi tinggal di kota, karena perkotaan adalah tempat yang bisa memenuhi keinginannya.
Itu dia beberapa tujuan mengapa seseorang baik secara individu maupun berkelompok melakukan urbanisasi. Padahal kita tidak menyadari ada dampak apa dibalik terjadinya urbanisasi tersebut.
1. Dampak Positif
Urbanisasi yang dilakukan oleh orang-orang akan memberikan beberapa dampak yang bersifat positif atau bersifat baik. Adapun dampak-dampak tersebut antara lain sebagai berikut :
      1. Menambah pengetahuan warga desa
                           2. Menjalin kerjasama yang baik antar warga suat daerah
                   3. Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
                   4. Mengurangi pengangguran di pedesaan
                   5. Menambah kesejahteraan masyarakat pedesaan
                   6. Terpenuhinya jumlah tenaga kerja
                   7. Menggerakkan roda perekonomian

     2. Dampak Negatif
Selain dampak positif maka ada pula dampak- dampak negatif dari adanya urbanisasi. Beberapa dampak yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut :
      1.  Terbentuknya subur tempat-tempat pemukiman baru yang berada di pinggiran kota
       2Selain meningkatnya tuna karya
     3.  Lingkungan hidup yang tidak sehat akan menimbulkan kerawanan sosial dan juga kriminalitas
       4.  Berkurangnya jumlah tenaga kerja usia produktif di pedesaan
       5.  Banyak pengangguran di ibukota
       6.  Banyak menimbulkan sampah
       7.   Penyebab kemacetan
       8Penyebab kepadatan penduduk di perkotaan
         
      Sumber :
      https://ginadamar.wordpress.com/2012/10/23/tugas-ilmu-sosial-dasar-iii-pertumbuhan-individu/

      https://rikaarba.wordpress.com/2012/10/21/keluarga-dan-fungsi-keluarga/
      
      https://yellowreddk.wordpress.com/2014/10/11/ilmu-sosial-dasar-individu-keluarga-dan-masyarakat/
      
      http://ferawati1.blogspot.co.id/2013/02/hubungan-antara-individu-dan-masyarakat.html

      https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/urbanisasi



Rabu, 27 September 2017

Penduduk, Masyarakat Dan Kebudayaan




Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

• Pertumbuhan Penduduk

1. Pengertian
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi dari waktu ke waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dari pertanbahan jumlah individu.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk :

1. Kelahiran

Kelahiran dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk karena kelahiran memunculkan individu baru. Kelahiran dapat dipengruhi oleh beberapa faktor :
1. Nikah Muda
2. Tidak Mengikuti Program KB
3. Kawin diluar nikah

2. Kematian

Kematian dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk karena kematian mengurangi jumlah penduduk. Kematian dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Usia sudah tua
2. Kecelakaan
3. Sakit

3. Penduduk Yang Datang

Penduduk yang datang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk karena penduduk yang datang dapat menambah jumlah penduduk negara. Penduduk yang datang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Belajar
2. Menetap
3. Pindah lokasi pekerjaan

4. Penduduk Yang Pergi

Penduduk yang pergi dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk karena penduduk yang pergi dapat mengurangi jumlah penduduk negara. Penduduk yang pergi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Kuliah di luar negeri
2. Pindah lokasi pekerjaan

2. Macam – Macam Pertumbuhan Penduduk

1. Pertumbuhan Penduduk Alami
Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan yang didapat dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian.
2. Pertumbuhan Penduduk Migrasi
Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang didapat dari selisih jumlah migrasi dengan jumlah emigrasi.
3. Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan yang didapat dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian ditambah selisih jumlah migrasi dan jumlah emigrasi.

Kebudayaan dan Kepribadian

○ Kebudayaan

1. Pengertian

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

2. Unsur - Unsur Kebudayaan

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

○ Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik

○ Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
1. Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2. Organisasi ekonomi
3. Alat - alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
4. Organisasi kekuatan (politik)

○ Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu:
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Sistem tekhnologi dan peralatan
4. Sistem kesenian
5. Sistem mata pencarian hidup
6. Sistem religi
7. Sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan

3. Wujud Dan Komponen

a. Wujud

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

○ Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

○ Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengansistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

○ Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaanfisik
yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

b. Komponen

Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :

○ Kebudayaan material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

○ Kebudayaan nonmaterial

Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

○ Lembaga social

Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier

○ Sistem kepercayaan

Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.

○ Estetika

Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.

○ Bahasa

Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

○ Kepribadian

1. Pengertian

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
Kepribadian sering dideskripsikan dengan istilah sifat yang dapat diukur dari apa yang ditunjukkan kepada seseorang.

2. Ciri-ciri Kepribadian

Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
1. Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2. Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
4. Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
5. Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
6. Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

3. Faktor-faktor Penentu Kepribadian

1. Faktor Keturunan

Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis,psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.

Kebudayaan Barat

1. Penjelasan

Kebudayaan Barat yang ditulis sebagai western culture adalah himpunan sastra, sains, politik, serta prinsip-prinsip artistic dan filosofi yang membedakannya dari peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut umumnya telah dikumpulkan dalam konon Barat. Istilah ini juga telah dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benuaAmerika dan Australia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.
Ada 3 ciri dominan kebudayan Barat yaitu (1) penghargaan terhadap martabat manusia. Hal ini bisa dilihat pada nilai-nilai seperti demokrasi, institusisosial, dan kesejahteraan ekonomi; (2) kebebasan. Di Barat anak-anak berbicara terbuka di depan orang dewasa, orang-orang berpakaian menurut selera masing-masing, mengemukakan pendapat secara bebas, dan tidak membedakan status sosial dan sebagainya; dan (3) penciptaan dan pemanfaatan teknologi seperti pesawat jet, satelit, televisi, telepon, listrik, computer dan sebagainya. Orang Barat menekankan logika dan ilmu serta cenderung aktif dan analitis.
Pikiran masyarakat Barat cenderung menekankan dunia objektif daripada rasa, sehingga hasil pola pikirnya membuahkan sains dan teknologi. Filsafat Barat telah dipusatkan kepada dunia rasio. Oleh sebab itu, pengetahuan mempunyai dasar empiris yang kuat. Sikap aktif dan rasional di dunia Barat lebih unggul dibandingkan dengan pandangan hidup tradisional, baik filsafat maupun agama yang terkesan mengalami kemunduran. Cara berpikir dan hidup orang Barat lebih terpikat oleh kemajuan material, sehingga tidak cocok dengan cara berpikir untuk meninjau makna dunia dan makna hidup. Barat hidup dalam dunia teknis dan ilmiah, maka filsafat tradisional dan agama hanya muncul sebagai sistemik ide-ide abstrak tanpa ada hubungannya dengan kenyataan dan praktek hidup (Soelaeman, 1987: 50-51).
Pengaruh tradisi dan agama terhadap hidup dan pikiran Barat berkurang karena mereka mengunggulkan cara berpikir analitis rasional. Maka, mereka menganggap nilai-nilai hidup dengan menggunakan kepekaan hati sebagai suatu yang subjektif dan tidak bermutu. Menurut Anh (dalam Soelaeman, 1987) ada tiga nilai penting mendasari semua nilai di Barat yaitu martabat manusia, kebebasan, dan teknologi. Marx (dalam Soelaeman, 1987) menjelaskan bahwa Barat menganggap manusia adalah ukuran bagi segalanya. Artinya, manusia memiliki kemampuan untuk menyempurnakan hidupnya dengan syarat bertitik tolak dari rasio, intelek, dan pengalaman. Sejarah pemikiran tersebut berasal dari Protogoras, Bapak Humanisme, yang kemudian berkembang pesat di Barat.
Barat beranggapan bahwa manusia nilainya tidak terukur oleh apapun. Dengan demikian, manusia memerlukan respek, bantuan, dan hormat. Barat memandang manusia sebagai pusat segala sesuatu yang memiliki kemampuan rasional, kreatif, dan estetik, sehingga kebudayaan Barat menghasilkan beberapa nilai dasar seperti demokrasi, lembaga sosial, dan kesejahteraan ekonomi. Dalam tradisi humanistik, kebaikan dan kebenaran dipilih sendiri oleh manusia. Akibatnya, pemikiran ini semakin berkembang dan diperluas ke bidang estetika, moral, dan agama. Agama di kalangan Timur merupakan sumber nilai, di Barat dicampakkan. Barat berpendapat bahwa kebajikan agama tidak berbeda dengan kebajikan kodrati manusia. Barat ingin membangun agama baru yang selaras dengan ilmu pengetahuan. Di Barat kepuasan diperoleh melalui usaha-usaha atau perhatian terhadap benda, kenikmatan dan keselarasan dunia yang terkadang menimbulkan persaingan dan kekacauan di masyarakat (Soelaeman, 1987: 51-52).
 Soelaeman (1987: 52-53) menjelaskan bahwa teknologi Barat membuat kagum dan iri bangsa Timur. Tidak sedikit bangsa Timur yang menjadi korban “penjajahan” teknologi Barat karena rasa kagum tersebut. Filsafat berdiri di kaki sendiri tidak tahan godaan terhadap kemajuan teknologi Barat, sehingga bangsa Timur tunduk kepada teknologi. Hasil teknologi Barat melebihi kebutuhan manusia, bahkan mengganggu kepentingan manusia karena terlalu cepat mengarah ke depan (future shock). Cepatnya teknologi Barat sulit diikuti imajnasi, sehingga banyak benda yang cepat tidak dipakai. Di Barat tidak sedikit manusia yang dikuasai oleh perubahan teknologi, sehingga menimbulkan dampak kehilangan arah, kepercayaan terhadap diri sendiri, nilai-nilai, dan iman. Selain itu, manusia yang dikuasai oleh teknologi dapat mengakibatkan kecemasan, tekanan, hidup acuh tak acuh, terganggu kesehatan mental. Akibatnya, teknologi yang tadinya meningkatkan nilai eksistensi manusia, sekaligus merendahkan martabat manusia. Ukuran dalam budaya teknologi sekarang adalah kultur orang, kuantitas (produksi yang melimpah), kultur buatan (artifisial), dan kontrol menyeluruh (kemahakuasaan sistem).
Anh (dalam Soelaeman, 1987) tradisi humanistik di Barat bebentuk penghargaan terhadap martabat manusia sebagai suatu yang otonom, merdeka, dan rasional, menunjang nilai-nilai demokrasi, lembaga sosial, dan kesejahteraan teknologi. Nilai-nilai lain seperti kebebasan, perekonomian, dan teknologi pun ikut berkembang. Kemajuan teknologi menghasilkan dinamisme, perencanaan, organisasi, manajemen, keberanian berusaha, penguasaan materi, sekaligus menggerogoti kehidupan sosial dan pribadi. Orang barat lebih condong menekankan dunia empiris, sehingga mereka maju dalam sains dan teknologi. Menurut konsep Barat, manusia dan alam adalah terpisah. Alam sebagai dunia luar harus diekploitasi oleh manusia. Hal ini sering tersurat dalam kara-kata: menaklukkan luar angkasa, alam, dan hutan rimba. Kata-kata tersebut dibuktikan dengan problema yang terjadi di Barat seperti polusi udara dan air. Singkatnya, Barat memiliki persepsi yang berbeda mengenai nilai pengetahuan, keinginan, watak, proses waktu, dan sikap terhadap alam.

2. Sifat Bangsa Indonesia Terhadap Kebudayaan Barat

Zaman sekarang adalah zaman asosiasi antara Timur dan Barat yaitu zaman adanya pencampuran budaya Timur dan Barat. Ada hubungan antara kedua bangsa tentu mendatangkan dua macam kejadian yaitu kejadian baik dan kejadian buruk. Tidak ada evolusi (kemajuan) yang tidak disertai kemunduran dalam sesuatu hal, baik lahir maupun batin. Adapun baik dan jahatnya sebuah evolusi tergantung pada jalannya asosiasi. Apabila bangsa yang terkena pengaruh percampuran itu kurang teguh dayanya (hanya meniru belaka semua keadaan baru), asosiasi itu akan bersifat denasionalisasi (hilang sifat kebangsaannya sendiri). Di situlah kelihatan bahwa kultur bangsa tersebut kalah dengan kultur asing. Hal demikian terjadi karena bangsa yang terkena pengaruh budaya asing itu masih rendah kulturnya (Dewantara, K. H, 1994: 3)
Menurut Dewantara (1994: 3-4) ada juga asosiasi yang bersifat pertukaran alat-alat kultur yaitu kedua bangsa tersebut mempunyai budaya yang sama-sama tinggi. Hal demikian tentu telah terjadi evolusi sebaik-baiknya. Itulah proses evolusi yang sebaiknya dicari. Kejadian-kejadian jahat pun tidak dapat dielakkan dalam proses pencampuran dua budaya. Sebagai contoh, bangsa Indonesia sendiri mengalami kekerasan tingkah laku sebagai buah pergaulan dengan bangsa asing yaitu menghina dan merendahkan seni dan bahasa sendiri karena terlampau gandrung pada hidup kebaratan. Bangsa Indonesia meninggalkan kepandaian gending dan mengalihkan perhatian kepada jazz atau dansa yang dilakukan dengan berpeluk-pelukan oleh laki-laki dan perempuan di muka pubilk. Dengan melakukan hal tersebut, ini berarti merendahkan agama karena pengaruh materialisme Eropa (cinta pada barang lahir).
Alat untuk mengurangi pengaruh buruk budaya asing adalah pendidikan. Pendidikan paling penting adalah pendidikan nasional, pendidikan untuk rakyat yang mengindahkan kultur dan dasar-dasar kehidupan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia tidak boleh meninggalkan keluhuran budi (idealisme) sedikit pun. Bangsa Indonesia tidak boleh menjual keluhuran budi bangsa guna memperoleh penghidupan enak untuk badan sendiri. Masyarakat Indonesia tidak boleh menyukai segala alat-alat penghidupan meskipun haram atau najis, asal senang, enak, dan sama dengan orang-orang Barat (Dewantara, K. H, 1994: 4-5). Masyarakat Indonesia perlu mengindahkan nilai dan norma yang ada dalam kebudayaan Indonesia.
Walaupun demikian, menurut Pelly (dalam Maran) menjelaskan bahwa ada pengaruh positif kebudayaan yaitu (a) memperkaya kehidupan dalam bidang seni musik, lukis, busana, sastra, drama, dan lain-lain; (b) mengidentifikasi nilai-nilai universal untuk mengembangkan kebudayaan tradisional; (c) mendorong dan memberi pola untuk pendidikan nasional; (d) memperluas wawasan berpikir dan membantu dalam pengembangan hubungan antar bangsa; dan (e) mendorong tumbuhnya sikap dan perilaku mandiri yang sudah berakar dalam kebudayaan lokal.

Sumber :

http://www.gurupendidikan.co.id/pertumbuhan-penduduk-pengertian-faktor-dan-macam-beserta-rumusnya-secara-lengkap/

https://www.google.co.id/amp/s/alghani22blog.wordpress.com/2014/11/01/kebudayaan-dan-kepribadian/amp/

https://www.google.co.id/amp/s/ayundasilviadewi.wordpress.com/2015/06/02/kebudayaan-barat-dan-kebudayaan-timur/amp/