KATA
PENGANTAR
puji syukur kita panjatkan
kepada Allah SWT karena dengan hidayah nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini, tak lupa pula salawat dan salam saya panjatkan kepada junjungan saya
nabi besar Muhammad SAW yang memberi penerangan bagi umat manusia.
Penulisan makalah ini,
dimasudkan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,
dengan kata lain masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun
penyajian materi. oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca guna perbaikan makalah ini kedepannya.
Dalam menyelesaikan makalah
ini, tak lupa pula saya ucapkan terimah kasih kepada berbagai pihak atas
bantuannya dalam penyusunan makalah ini Karena makalah ini dapat terselesaikan tepat
waktunya.
Dan saya berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
DAFTAR
ISI
Halaman
Sampul ............................................................................................................................. i
Kata
Pengantar
............................................................................................................................ ii
Daftar
Isi
............................................................................................................................ iii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
........................................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah
........................................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Manusia
dan Pandangan Hidup
.......................................................................................................................... 5
2.
Unsur
– Unsur Pandangan Hidup
........................................................................................................................... 5
3.
Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik
........................................................................................................................... 8
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
......................................................................................................................... 11
B. Saran
......................................................................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA
......................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Manusia adalah mahluk
hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya, dikarenakan manusia memiliki
akal, pikiran dan rasa. Ketiga kekayaan manusia inilah yang membuat manusia
disebut sebagai Khalifah di bumi ini. Tuntutan hidup manusia lebih daripada
tuntutan hidup makhluk lainnya yang
membuat manusia harus berpikir lebih maju untuk memenuhi kebutuhan atau
hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses
ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup.
Pandangan hidup banyak sekali
macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan
berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan
hidup yang berdasarkan dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya.
2. Pandangan
hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang
terdapat pada negara tersebut.
3. Pandangan
hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatife kebenarannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
pengertian pandangan hidup dan dari manakah sumber-sumbernya?
2. Apakah
komponen-komponen dari pandangan hidup?
3. Bagaimanakah
yang dimaksud dengan manusia dan pandangan hidup?
C. Tujuan
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar (IBD).
2. Memberi
pengetahuan dasar kepada para mahasiswa mengenai masalah manusia dan pandangan hidup.
3. Mahasiwa
dapat mengetahui pentingnya pandangan hidup.
4. Mahasiswa
dapat menyebutkan manfaat pandangan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Manusia
dan Pandangan Hidup
·
Pengertian
Setiap manusia
mempunyai pandangan hidup.
Pandangan hidup itu bersifat
kodrati. Karena itu ia menentukan
masa depan seseorang. Untuk itu perlu
dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu
dan tempat hidupnya.
Dengan demikian
pandangan hidup itu bukanlah
timbul seketika atau
dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui
proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran
itu dapat diuji kenyataannya. Hasil
pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas
dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman,
arahan, atau petunjuk yang
disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup
banyak sekali macamnya
dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasarkan
asalnya yaitu terdiri dari 3 macam
:
1. Pandangan
hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan
hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan
dengan kebudayaan dan norma yang
terdapat pada negara
tersebut.
3. Pandangan hidup
hasil renungan yaitu pandangan hidup yang
relatif kebenarannya.
Apabila
pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi,
maka pandangan hidup
itu disebut ideologi. Jika
organisasi itu organisasi
politik, ideologinya disebut
ideologi politik. Jika organisasi itu negara,
ideologinya disebut ideologi negara. Pandangan hidup
pada dasarnya mempunyai
unsur-unsur yaitu cita-cita,
kebajikan, usaha,
keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian
kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita
ialah apa yang diinginkan yang
mungkin dapat dicapai
dengan usaha atau
perjuangan. Tujuan yang
hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu
segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram.
Usaha atau peIjuangan adalah kerja keras yang dilandasi
keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani,
dan kepercayaan kepada Tuhan.
·
Unsur
– Unsur Pandangan Hidup
1.
Cita –
Cita
Pandangan
hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan
dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam
kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan
sikap hidup itu.
Orang tua selalu
menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan
sebagainya. Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan,
orang tua telah berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau profesi
yang biasanya tak tercapai oleh orang tuanya.
Selain dari itu, pada setiap
kelahiran bayi, do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya
berbunyi : “ Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama,
dan berbakti kepada orang tua.
Karena itu wajarlah apabila
cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak
ada orang yang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap
hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu
berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan
masing-masing.
Cita-cita itu perasaan hati
yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali
diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita
itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan
manusia.
Ada tiga kategori keadaan hati
seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :
1. Orang
yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya
tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala kesulitan yang
dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang
gemilang dan sukses hidupnya.
2. Orang yang
berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu.
Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
3. Orang
yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila
menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.
2. Kebajikan
Kebajikan
atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai
dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut
kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya
manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus
melihat dari tiga segi, yaitu :
1. Manusia
sebagai pribadi, yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati
itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi
suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya
telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
2. Manusia
sebagai anggota masyarakat, yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati
masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati
masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat
membebaskan diri dari kemasyarakatan.
3. Manusia
sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara
Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan
yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita
dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum
Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah
perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum
Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku
baik, ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang
bagi yang melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu,
yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat
berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari
keuntungan diri sendiri.
3. Usaha
Usaha
atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan suatu cita-cita yang di
inginkan. Setiap manusia harus bekerja keras demi kelangsungan hidupnya.
Sebagian hidup manusia adalah usaha atau perjuangan. Perjuangan untuk hidup itu
sudah kodrat manusia, tanpa usaha atau perjuangan manusia tidak dapat hidup
sempurna. Bila kita menginginkan sukses kuncinya kita harus berusaha dan berdoa.
Berusaha dalam artian belajar dengan tekun, rajin dan giat.
Kerja keras itu dapat
dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga atau jasmani. Untuk
bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan karena kemampuan terbatas itulah
menjadi tolak ukur setiap kemakmuran antara manusia yang satu dengan manusia
yang lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian atau keterampilan
dari manusia itu sendiri.
4. Yakin atau Percaya
Dilihat dari segi bahasa,
keyakinan berasal dari kata yaqin yang artinya percaya/ sungguh-sungguh.
Kepercayaan berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada di atas
istilah kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan
menerima dengan budi (ratio) dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam kehidupan, manusia
mempunyai banyak keyakinan atas suatu hal. Dengan keyakinannya inilah, kemudian
manusia bertindak sebagai makhluk budaya. Keyakinan yang dimiliki manusia bisa
berwujud bermacam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu berarti menyakini
secara pasti dan benar bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang
kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai cara dalam menempuh kehidupan.
Tanpa keyakinan kehidupanakan diliputi oleh bimbang.
Menurut Prof.Dr.harun
Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalis, aliran
inlektualisme, dan aliran gabungan.
a. Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan
dengan hubungan gaib yang merupakan kekuatan teringgi. Kekuatan gaib itu dari
natur, natur itu dari tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada tuhan, natur
itulah yang tinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya,
secara mutlak dikuasai tuhan. Manusia sebagai mahluk tidak mampu menguasai alam
ini, karena manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha tetapi tuhan yang menentukan.
Aliran naturalis berintikan
spekulasi, mungkin ada tuhan mungkin juga tidak ada tuhan. Lalu mana yang
benar? yang benar adalah keyakinan. Jika
kita yakin tuhan itu ada, maka kita katakan tuhan itu ada. Bagi yang tidak
ada maka dia anggap tuhan itu natur.
Bagi yang percaya tuhan itu
kekuasaan tertinggi dan manusia adalah makluk tuhan maka manusia mengabdi
kepada tuhan berdasarkan ajaran-ajarannya. Ajaran agama itu ada dua macam yaitu
:
1.
Ajaran dogmatis, agama tuhan yang melalui
nabi-nabi dan bersifat mutlak.
2.
Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu
sebagian hasil pemikiran manusia,sifatnya relatife.
Apabila aliran natiralisme ini
di hubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari
tuhan. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh ajaran-ajaran tuhan melalui
agamanya. Manusia yakin bahwa kebajikan itu dirindhoi oleh tuhan. Pandangan
hidup yang dilandasi keyakinan bahwa tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang
menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup religious(keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia
tidak mengakui adanya tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan
itu bermula dari kekuatan natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan
natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah kebajikan natur. Pandangan hidup yang
dilandasi oleh kekuatan natur bersifat atheism. Ini disebut pandangan hidup
komunis.
b. Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah
logika, manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana yang
benar menurut akal itu lah yang baik.
Apabila aliran ini dihubungkan
dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi
pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.
Benar menurut akal itu lah yang baik.
c. Aliran Gabungan
Apabila kita kaji maka antara
dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme
menekankan pada logika kolektif, sedangkan pandangan hidup sosialisme
mengutamakan logika berfikir dan hati nurani. Pandangan hidup sosialisme tidak
begitu menghiraukan kekuasaan tuhan. Sebaliknya sosialisme relidius
kekuasaantuahn begitu menentukan.
·
Langkah-langkah
Berpandangan Hidup yang Baik
Setiap
manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat
mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu,
yang terpenting adalah memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai
tujuan dan cita-cita dengan baik pula. Adapun langkah-langkah berpandangan
hidup yang baik yakni:
1. Mengenal
Mengenal merupakan suatu
kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas
hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita
yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka
kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan
bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
2. Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan
hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap
pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan pada
Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti
apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Begitu juga bagi yang
berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an,
Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di
dunia maupun di akhirat.
3. Menghayati
Langkah selanjutnya setelah
mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan
menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar
mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat
diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan
memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa
hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang
dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau
mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup
kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
4. Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran
dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi
kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita
meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan
suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai
suatu tujuan hidupnya.
5. Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu
hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan
dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi
maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini
dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa
terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pandangan
hidup adalah gagasan atau pertimbangan
yang menjadi pedoman, pegangan, arahan, petunjuk untuk hidup. Gagasan itu dapat diterima oleh akal manusia
dan dapat diakui kebenarannya sehingga, manusia menerima hasil pemikiran itu
sebagai pedoman, pegangan, arahan, petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup cenderung diikat dengan nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai
pelengkap nilai-nilai dalam pembenaran atau rasionalisasi nilai.
Pandangan
hidup terdiri dari atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dengan cita-cita manusia mempunyai kehendak untuk
mewujudkan apa yang menjadi harapan dan tujuan hidup, Akan tetapi Allah yang
menentukannya. Pandangan hidup sangat erat kaitannya dengan kebajikan. Karena
pada esensinya pandangan hidup merupakan pembenaran dan rasionalisasi dari
nilai. Untuk mewujudkan sebuah pandangan hidup
harus dilandasi dengan sikap hidup yang positif.
B. Saran
1. Tanamkan
pandangan hidup atau prinsip hidup pada anak sejak dini agar mereka kelak
menjadi manusia yang bijak dan berwatak mulia.
2. Baiknya
seorang manusia memegang teguh pandangan hidup yang dimilikinya agar dalam
kehidupannya selalu melakukan kebajikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar