Agama
dan Masyarakat
A.
Pengertian
Agama
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan)
dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata
"agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti
"tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah
religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja
re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi,
seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
B. Macam – Macam Agama Yang Ada Di Indonesia
1.
Agama
Islam
Islam (Arab: al-islām,: "berserah diri
kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah SWT.
Agama ini termasuk agama Samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para
pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim.
Kata Islam merupakan penyataan kata nama yang berasal dari akar triliteral
s-l-m, dan didapat dari tata bahasa bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud "untuk
menerima, menyerah atau tunduk." Dengan demikian, Islam berarti penerimaan
dari dan penundukan kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan
menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme.
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada
dua kalimah shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "Laa
ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah" yang berarti "Tiada Tuhan
selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Adapun bila seseorang
meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah
dapat dianggap sebagai seorang Muslim atau mualaf (orang yang baru masuk Islam
dari kepercayaan lamanya).
2.
Agama
Kristen Protestan
Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama
Kristen. Mazhab atau denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada
tahun 1517 dengan 95 dalil nya.Kata Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat
Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik.
3.
Agama
Katolik
Kata Katolik sebenarnya bermakna
"universal" atau "keseluruhan" atau "umum" (dari
ajektiva Bahasa Yunani (katholikos)) yang menggambarkan sifat gereja yang
didirikan oleh Yesus Kristus.
4.
Agama
Hindu
Agama Hindu (Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma
"Kebenaran Abadi"), dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan
Kebenaran"). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai
1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini.
Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan
Islam Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anak benua India. Di sini
terdapat sekitar 90% penganut agama ini. Agama ini pernah tersebar di Asia
Tenggara sampai kira-kira abad ke-15, lebih tepatnya pada masa keruntuhan
Majapahit.
5.
Agama
Buddha
Agama Buddha (Bahasa Sansekerta berarti. Mereka
yang Sadar, Yang mencapai pencerahan sejati. dari perkataan Sansekerta:
"Budh", untuk mengetahui) merupakan gelar kepada individu yang
menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri dan yang berkembang
kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, ia sering digunakan untuk merujuk
Siddharta Gautama, guru agama dan pendiri Agama Buddha (dianggap "Buddha
bagi waktu ini"). Dalam penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan contoh
bagi manusia yang telah sadar.
6.
Agama
Kong Hu Cu
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga:
Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah
Rujiao yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan
berbudi luhur. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan
antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita
melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang
disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".
C. Pelembagaan Agama
1.
Islam
: MUI
MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga
Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di
Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh
Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah,
bertepatan dengan tanggal 26 juli 1975 di Jakarta, Indonesia.
2.
Kristen
a. Kristen
: Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI)
PGI (dulu disebut Dewan Gereja-gereja di
Indonesia – DGI) didirikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta sebagai perwujudan dari
kerinduan umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja sebagai
Tubuh Kristus yang terpecah-pecah. Karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan
pembentukannya adalah “mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.”
b. Katolik
: Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI atau
Kawali) adalah organisasi Gereja Katolik yang beranggotakan para Uskup di
Indonesia dan bertujuan menggalang persatuan dan kerja sama dalam tugas
pastoral memimpin umat Katolik Indonesia. Masing-masing Uskup adalah otonom dan
KWI tidak berada di atas maupun membawahi para Uskup dan KWI tidak mempunyai
cabang di daerah. Keuskupan bukanlah KWI daerah. Yang menjadi anggota KWI
adalah para Uskup di Indonesia yang masih aktif, tidak termasuk yang sudah
pensiun. KWI bekerja melalui komisi-komisi yang diketuai oleh Uskup-Uskup. Pada
2006 anggota KWI berjumlah 36 orang, sesuai dengan jumlah keuskupan di
Indonesia (35 keuskupan) ditambah seorang uskup dari Ambon (Ambon memiliki 2
uskup).
3.
Hindu
: Persada
Parisada Hindu Dharma Indonesia ( Parisada )
ialah: Majelis tertinggi umat Hindu Indonesia.
4.
Budha
: MBI
Majelis Buddhayana Indonesia adalah majelis
umat Buddha di Indonesia. Majelis ini didirikan oleh Bhante Ashin Jinarakkhita
pada hari Asadha 2499 BE tanggal 4 Juli 1955 di Semarang, tepatnya di Wihara
Buddha Gaya, Watugong, Ungaran, Jawa Tengah, dengan nama Persaudaraan
Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI) dan diketuai oleh Maha Upasaka Madhyantika S.
Mangunkawatja.
5.
Konghucu
: Matakin
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia
(disingkat MATAKIN) adalah sebuah organisasi yang mengatur perkembangan agama
Khonghucu di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1955.
D. Fungsi Agama
Fungsi
agama dalam masyarakat ada tiga aspek penting yang selalu dipelajari, yaitu
kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian.
Fungsi
agama dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat
sakral, maka normanya pun dikukuhkan dengan sanksi-sanksi sakral. Dalam setiap
masyarakat sanksi sakral mempunyai kekuatan memaksa istimewa, karena ganjaran
dan hukumannya bersifat duniawi dan supramanusiawi dan ukhrowi.
- Fungsi agama di bidang sosial adalah fungsi penentu, di mana agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik di antara anggota-anggota beberapa mayarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka.
- Fungsi agama sebagai sosialisasi individu ialah individu, pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan umum untuk (mengarahkan) aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Orang tua di mana pun tidak mengabaikan upaya “moralisasi” anak-anaknya, seperti pendidikan agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk memperoleh keselamatan sebagai tujuan utamanya. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan tersebut harus beribadah dengan kontinyu dan teratur, membaca kitab suci dan berdoa setiap hari, menghormati dan mencintai orang tua, bekerja keras, hidup secara sederhana, menahan diri dari tingkah laku yang tidak jujur, tidak berbuat yang senonoh dan mengacau, tidak minum-minuman keras, tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang, dan tidak berjudi. Maka perkembangan sosialnya terarah secara pasti serta konsisten dengan suara hatinya.
E. Dimensi Agama
1. Dimensi
keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan menganut
pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajaran agama.
2. Praktek
agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk
melaksanakan komitmen agama secara nyata. Ini menyangkut, pertama, ritual,
yaitu berkaitan dengan seperangkat upacara keagamaan, perbuatan religius
formal, dan perbuatan mulia. Kedua, berbakti tidak bersifat formal dan tidak
bersifat publik serta relatif spontan.
3. Dimensi
pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang
benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung
dan subjektif tentang realitas tertinggi, mampu berhubungan, meskipun singkat,
dengan suatu perantara yang supernatural.
4. Dimensi
pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan, bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi
tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan
tradisi-tradisi keagamaan mereka.
5. Dimensi
konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra pribadinya.
F. Hubungan Agama dengan Masyarakat
Telah
kita ketahui Indonesia memiliki banyak sekali budaya dan adat istiadat yang
juga berhubungan dengan masyarakat dan agama. Dari berbagai budaya yang ada di
Indonesia dapat dikaitkan hubungannya dengan agama dan masyarakat dalam
melestraikan budaya.Sebagai contoh budaya Ngaben yang merupakan upacara
kematian bagi umat hindu Bali yang sampai sekarang masih terjaga
kelestariannya.Hal ini membuktikan bahwa agama mempunyai hubungan yang erat
dengan budaya sebagai patokan utama dari masyarakat untuk selalu menjalankan
perintah agama dan melestarikan kebudayaannya.Selain itu masyarakat juga turut
mempunyai andil yang besar dalam melestarikan budaya, karena masyarakatlah yang
menjalankan semua perintah agama dan ikut menjaga budaya agar tetap
terpelihara.
Selain
itu ada juga hubungan lainnya,yaitu menjaga tatanan kehidupan.Maksudnya
hubungan agama dalam kehidupan jika dipadukan dengan budaya dan masyarakat akan
membentuk kehidupan yang harmonis,karena ketiganya mempunyai keterkaitan yang
erat satu sama lain. Sebagai contoh jika kita rajin beribadah dengan baik dan
taat dengan peraturan yang ada,hati dan pikiran kita pasti akan tenang dan
dengan itu kita dapat membuat keadaan menjadi lebih baik seperti memelihara dan
menjaga budaya kita agar tidak diakui oleh negara lain.
Namun
sekarang ini agama hanyalah sebagai symbol seseorang saja. Dalam artian
seseorang hanya memeluk agama, namun tidak menjalankan segala perintah agama
tersebut. Dan di Indonesia mulai banyak kepercayaan-kepercayaan baru yang
datang dan mulai mengajak/mendoktrin masyarakat Indonesia agar memeluk agama
tersebut. Dari banyaknya kepercayaan-kepercayaan baru yang ada di Indonesia,
diharapkan pemerintah mampu menanggulangi masalah tersebut agar masyarakat
tidak tersesaat di jalannya. Dan di harapkan masyarakat Indonesia dapat hidup
harmonis, tentram, dan damai antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya.
Sumber
: