Selasa, 23 Oktober 2018

Teknologi Terbaru Album Fisik

Teknologi Terbaru Album Fisik

Di era digital sekarang ini penggunaan teknologi untuk mendukung pemasaran musik untuk musisi sudah semakin canggih, dulu para musisi membuat karyanya kedalam piringan hitam, CD hingga album digital. Di korea selatan penjualan album fisik masih banyak diminati dikalangan kpopers yang dimana dalam album tersebut terdapat photobook, photocard dan tambahan-tambahan yang lain tergantung dari agensi masing-masing idol yang dimana semua itu tidak ada pada album digital, karena hal ini penjualan album fisik dikorea masih diminati hingga sekarang. Karena perkembangan zaman muncul bentuk baru dari album fisik yang bernama Kihno Album.

Kihno album adalah album fisik yang dimana mempunyai bentuk kotak, yang dimana fungsinya hampir sama seperti flashdisk untuk menyimpan data. Dalam album kihno ini kita juga masih dapat menjumpai apa yang ada di dalam album fisik seperti photobook dan photocard, dalam album ini kita akan mendapatkan photocard set dari semua member yang ada. Album ini pertama kali dijual dalam bentuk NFC Smart Card yang dimana jika kita ingin menjalankannya kita harus terhubung dengan NFC, sekarang album kihno sudah lebih mudah digunakan karena hanya perlu memasukkannya kedalam headphone jack 3,5 mm. Dalam album ini terdapat fitur studio yang dimana pengguna dapat merekam suara bernyanyi layaknya sedang rekaman untuk lagu yang dinyanyikan. Selain fitur studio dalam album ini juga terdapat banyak fitur seperti lirik dan lain-lain.

Semua teknologi tidak terlepas dari kekurangan, dalam album kihno ini terdapat kekurangan seperti ketika ingin menjalankan lagu yang ada mengharuskan pengguna untuk menghubungkannya terlebih dahulu dengan  album kihnonya jika tidak maka lagu tidak bisa diputar, kekurangan lainnya harganya yang terbilang lebih mahal dari pada kita membeli album fisik.

Selasa, 10 Juli 2018

Makalah Memanusiakan Manusia


KATA PENGANTAR

puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena dengan hidayah nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, tak lupa pula salawat dan salam saya panjatkan kepada junjungan saya nabi besar Muhammad SAW yang memberi penerangan bagi umat manusia.
Penulisan makalah ini, dimasudkan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Saya menyadari  bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, dengan kata lain masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun penyajian materi. oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan makalah ini kedepannya.
Dalam menyelesaikan makalah ini, tak lupa pula saya ucapkan terimah kasih kepada berbagai pihak atas bantuannya  dalam penyusunan makalah ini  Karena makalah ini dapat terselesaikan tepat waktunya.
Dan saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
  
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .............................................................................................................................  i
Kata Pengantar ............................................................................................................................  ii
Daftar Isi ............................................................................................................................  iii
BAB I Pendahuluan
A.    Latar belakang ...........................................................................................................................  4
B.     Rumusan masalah ...........................................................................................................................  4
C.     Tujuan ...........................................................................................................................  4
BAB II PEMBAHASAN
1.    Manusia dan Pandangan Hidup
..........................................................................................................................  5
2.    Unsur – Unsur Pandangan Hidup
........................................................................................................................... 5
3. Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik
........................................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan .........................................................................................................................  11
B.    Saran .........................................................................................................................  11
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................................................  12
  
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar belakang

Manusia adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya, dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran dan rasa. Ketiga kekayaan manusia inilah yang membuat manusia disebut sebagai Khalifah di bumi ini. Tuntutan hidup manusia lebih daripada tuntutan hidup makhluk lainnya yang  membuat manusia harus berpikir lebih maju untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berdasarkan dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2.   Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
3.    Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatife kebenarannya.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian pandangan hidup dan dari manakah sumber-sumbernya?
2.    Apakah komponen-komponen dari pandangan hidup?
3.    Bagaimanakah yang dimaksud dengan manusia dan pandangan hidup?

C.   Tujuan
1.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu  Budaya Dasar (IBD).
2.  Memberi pengetahuan dasar kepada para mahasiswa mengenai masalah manusia dan pandangan hidup.
3.    Mahasiwa dapat mengetahui pentingnya pandangan hidup.
4.    Mahasiswa dapat menyebutkan manfaat pandangan hidup.

BAB II
PEMBAHASAN
a.    Manusia dan Pandangan Hidup
·         Pengertian
Setiap  manusia  mempunyai  pandangan  hidup.  Pandangan  hidup  itu bersifat  kodrati. Karena  itu ia menentukan masa  depan  seseorang. Untuk  itu perlu  dijelaskan  pula apa  arti pandangan hidup.  Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah  menurut  waktu  dan tempat  hidupnya.
Dengan  demikian  pandangan  hidup  itu bukanlah  timbul  seketika  atau  dalam  waktu yang  singkat saja, melainkan  melalui  proses  waktu yang lama dan  terus menerus,  sehingga hasil  pemikiran  itu dapat  diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia  menerima  hasil pemikiran  itu sebagai pegangan,  pedoman,  arahan,  atau petunjuk yang disebut  pandangan  hidup.
Pandangan   hidup  banyak  sekali  macamnya   dan  ragamnya,   akan  tetapi  pandangan hidup  dapat  diklasifikasikan   berdasarkan asalnya  yaitu terdiri dari  3 macam  :
1.    Pandangan hidup yang berasal dari agama  yaitu  pandangan  hidup yang mutlak kebenarannya.
2.    Pandangan  hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang  terdapat  pada  negara  tersebut.
3.    Pandangan  hidup  hasil  renungan  yaitu pandangan  hidup yang  relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu  organisasi,  maka  pandangan  hidup  itu disebut  ideologi.  Jika  organisasi  itu organisasi politik,  ideologinya  disebut  ideologi  politik.  Jika organisasi  itu negara,  ideologinya  disebut ideologi  negara. Pandangan   hidup  pada  dasarnya  mempunyai   unsur-unsur  yaitu  cita-cita,  kebajikan, usaha,  keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan  yang tidak terpisahkan.  Cita – cita  ialah apa yang diinginkan  yang mungkin  dapat  dicapai  dengan usaha  atau perjuangan.  Tujuan  yang  hendak  dicapai  ialah kebajikan,  yaitu  segala  hal  yang baik yang membuat  manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau peIjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.  Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan  jasmani,  dan kepercayaan  kepada  Tuhan.
·         Unsur – Unsur Pandangan Hidup
1.    Cita – Cita
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.
Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan, orang tua telah berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya tak tercapai oleh orang tuanya.
Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi, do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “ Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada orang tua.
Karena itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang yang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :
1.    Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
2.    Orang yang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
3.    Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.

2.    Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
1.    Manusia sebagai pribadi, yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
2.    Manusia sebagai anggota masyarakat, yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
3.    Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
3.    Usaha
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan suatu cita-cita yang di inginkan. Setiap manusia harus bekerja keras demi kelangsungan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau perjuangan. Perjuangan untuk hidup itu sudah kodrat manusia, tanpa usaha atau perjuangan manusia tidak dapat hidup sempurna. Bila kita menginginkan sukses kuncinya kita harus berusaha dan berdoa. Berusaha dalam artian belajar dengan tekun, rajin dan giat.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga atau jasmani. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan karena kemampuan terbatas itulah menjadi tolak ukur setiap kemakmuran antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian atau keterampilan dari manusia itu sendiri.
4.    Yakin atau Percaya
Dilihat dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin yang artinya percaya/ sungguh-sungguh. Kepercayaan berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada di atas istilah kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima dengan budi (ratio) dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan atas suatu hal. Dengan keyakinannya inilah, kemudian manusia bertindak sebagai makhluk budaya. Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu berarti menyakini secara pasti dan benar bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai cara dalam menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupanakan diliputi oleh bimbang.
Menurut Prof.Dr.harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalis, aliran inlektualisme, dan aliran gabungan.
a.    Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan hubungan gaib yang merupakan kekuatan teringgi. Kekuatan gaib itu dari natur, natur itu dari tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada tuhan, natur itulah yang tinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak dikuasai tuhan. Manusia sebagai mahluk tidak mampu menguasai alam ini, karena manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha tetapi tuhan yang menentukan.
Aliran naturalis berintikan spekulasi, mungkin ada tuhan mungkin juga tidak ada tuhan. Lalu mana yang benar? yang benar adalah keyakinan. Jika  kita yakin tuhan itu ada, maka kita katakan tuhan itu ada. Bagi yang tidak ada maka dia anggap tuhan itu natur.
Bagi yang percaya tuhan itu kekuasaan tertinggi dan manusia adalah makluk tuhan maka manusia mengabdi kepada tuhan berdasarkan ajaran-ajarannya. Ajaran agama itu ada dua macam yaitu :
1.    Ajaran dogmatis, agama tuhan yang melalui nabi-nabi dan bersifat mutlak.
2.    Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagian hasil pemikiran manusia,sifatnya relatife.
Apabila aliran natiralisme ini di hubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari tuhan. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh ajaran-ajaran tuhan melalui agamanya. Manusia yakin bahwa kebajikan itu dirindhoi oleh tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup religious(keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu bermula dari kekuatan natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi oleh kekuatan natur bersifat atheism. Ini disebut pandangan hidup komunis.
b.    Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika, manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal itu lah yang baik.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itu lah yang baik.
c.    Aliran Gabungan
Apabila kita kaji maka antara dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika kolektif, sedangkan pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika berfikir dan hati nurani. Pandangan hidup sosialisme tidak begitu menghiraukan kekuasaan tuhan. Sebaliknya sosialisme relidius kekuasaantuahn begitu menentukan.

·         Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik pula. Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni:
1.    Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
2.    Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Begitu juga bagi yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
3.    Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
4.    Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.


5.    Mengabdi      
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.

 BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Pandangan hidup adalah  gagasan atau pertimbangan yang menjadi pedoman, pegangan, arahan, petunjuk untuk hidup.  Gagasan itu dapat diterima oleh akal manusia dan dapat diakui kebenarannya sehingga, manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pedoman, pegangan, arahan, petunjuk yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup cenderung diikat dengan nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai pelengkap nilai-nilai dalam pembenaran atau rasionalisasi nilai.
Pandangan hidup terdiri dari atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dengan  cita-cita manusia mempunyai kehendak untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan dan tujuan hidup, Akan tetapi Allah yang menentukannya. Pandangan hidup sangat erat kaitannya dengan kebajikan. Karena pada esensinya pandangan hidup merupakan pembenaran dan rasionalisasi dari nilai. Untuk mewujudkan sebuah pandangan hidup  harus dilandasi dengan sikap hidup yang positif.
B. Saran
1.    Tanamkan pandangan hidup atau prinsip hidup pada anak sejak dini agar mereka kelak menjadi manusia yang bijak dan berwatak mulia.
2.    Baiknya seorang manusia memegang teguh pandangan hidup yang dimilikinya agar dalam kehidupannya selalu melakukan kebajikan.


DAFTAR PUSTAKA

Jumat, 18 Mei 2018

Etos Kerja

ETOS KERJA

Pengertian
etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesuatu kelompok.
Kata etos berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu.
Etos juga dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak atau berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita-cita yang positif.
Sikap etos tidak hanya dimiliki oleh individu saja, melainkan dapat dimiliki oleh kelompok ataupun masyarakat.

Pengertian etos kerja menurut para ahli
1. Geertz
Etos adalah sikap mendasar terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup.
2. Max Weber
Etos kerja adalah perilaku kerja yang etis dan menjadi kebiasaan kerja yang berporos pada etika.
3. Tamara

Ia mengemukakan ciri-ciri dari etos kerja adalah tepat waktu, moralitas, kejujuran, komitmen, kuat pendirian, disiplin, tanggung jawab, percaya diri, dan kreatif.

4. Sinamo

Etos kerja adalah konsep mengenai kerja atau paradigma kerja yang diyakini seseorang atau kelompok sebagai baik dan benar yang diwujudkan melalui perilaku kerja mereka secara khas.

5. Ndra

Etos kerja adalah waktu atau semangat yang menunjukkan kepercayaan, kebiasaan atau perilaku suatu kelompok masyarakat.

Ciri – ciri seseorang yang memiliki sikap etos kerja
Seseorang yang memiliki etos kerja, akan terlihat pada sikap dan tingkah lakunya dalam bekerja. 
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri etos kerja:
1. Kecanduan terhadap waktu 
Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja adalah cara seseorang menghayati, memahami, dan merasakan betapa berharganya waktu. Dia sadar waktu adalah netral dan terus merayap dari detik ke detik dan dia pun sadar bahwa sedetik yang lalu tak akan pernah kembali kepadanya. 
2. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas)
Salah satu kompetensi moral yang dimiliki seorang yang berbudaya kerja adalah nilai keihklasan. Karena ikhlas merupakan bentuk dari cinta, bentuk kasih sayang dan pelayanan tanpa ikatan. Sikap ikhlas bukan hanya output atau keluaran dari cara dirinya melayani, melainkan juga input atau masukan yang membentuk kepribadiannya didasarkan pada sikap yang bersih. 
3. Memiliki kejujuran
Kejujuran pun tidak datang dari luar, tetapi bisikan kalbu yang terus menerus mengetuk dan membisikkan nilai moral yang luhur. Kejujuran bukanlah sebuah keterpaksaan, melainkan sebuah panggilan dari dalam sebuah keterikatan.
4. Memiliki komitmen
Komitmen adalah keyakinan yang mengikat sedemikian kukuhnya sehingga terbelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan perilaku menuju arah tertentu yang diyakininya. Dalam komitmen tergantung sebuah tekad, keyakinan, yang melahirkan bentuk vitalitas yang penuh gairah. 
5. Kuat pendirian (konsisten) 
Konsisten adalah suatu kemampuan untuk bersikap taat asas, pantang menyerah, dan mampu mempertahankan prinsip walau harus berhadapan dengan resiko yang membahayakan dirinya. Mereka mampu mengendalikan diri dan mengelola emosinya secara efektif.

Cara menumbuhkan sikap etos kerja
Setiap negara memiliki etos kerja masing-masing, menurut Jansen H. Sinamo (2011) melalui bukunya 8 Etos Kerja Profesional menjelaskan cara menumbuhkan etos kerja sebagai berikut:
1. Kerja sebagai rahmat (Aku bekerja tulus penuh rasa syukur).
2. Kerja adalah amanah (Aku bekerja penuh tanggung jawab). 
3. Kerja adalah panggilan (Aku bekerja tuntas penuh integritas).
4. Kerja adalah aktualisasi (Aku bekerja keras penuh semangat). 
5. Kerja adalah ibadah (Aku bekerja serius penuh kecintaan). 
6. Kerja adalah seni (Aku bekerja cerdas penuh kreativitas). 
7. Kerja adalah kehormatan (Aku bekerja penuh ketekunan dan keunggulan). 
8. Kerja adalah pelayanan (Aku bekerja paripurna penuh kerendahan hati).

Faktor – faktor yang mempengaruhi etos kerja
Etos kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu :
1. Agama 
Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir, bersikap dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut jika seseorang sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama. 
2. Budaya
Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya dan secara operasional etos budaya ini juga disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan.
3. Sosial Politik
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras dengan penuh. 
4. Kondisi Lingkungan/Geografis
Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut. 
5. Pendidikan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras. 
6. Struktur Ekonomi
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh. 
7. Motivasi Intrinsik Individu
Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang.

Kesimpulan
Etos kerja harus dimiliki oleh setiap orang karena dengan adanya sikap etos kerja membuat orang yang memilikinya akan menjadi seseorang yang memiliki sikap yang bertanggung jawab, bekerja keras, jujur, mempunyai keyakinan yang tinggi serta kuat akan pendiriannya (konsisten).

Sumber :
- www.sumberpengertian.co/pengertian-etos-kerja
-https://www.kajianpustaka.com/2016/09/pengertian-ciri-dan-menumbuhkan-etos-kerja.html?m=1

Sabtu, 21 April 2018

Orientasi Nilai Budaya

Orientasi Nilai Budaya

1. Rumusan Hakikat Hidup
Hakikat kehidupan
Hidup ini bukan tentang mengumpulkan nilai. Namun, hidup ini adalah tentang siapa yang kau cintai dan siapa yang kau sakiti. Tentang bagaimana perasaanmu tentang dirimu sendiri. Tentang kepercayaan, kebahagiaan, dan welas asih. Hidup adalah tentang menghindari rasa cemburu, mengatasi rasa tidak peduli, dan membina kepercayaan. Tentang apa yang kau katakan dan yang kau maksudkan. Tentang menghargai orang apa adanya dan bukan karena apa yang dimilikinya. Dan yang terpenting, hidup ini adalah tentang memilih untuk menggunakan hidupmu untuk menyentuh hidup orang lain dengan cara yang tak bisa digantikan dengan cara yang lain. Hidup adalah tentang pilihan-pilihan itu. Jadi hakikat hidup bisa diuraikan seperti berikut :
a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
c. Makhluk yang dalam proses berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai selama hidupnya.
d. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
e. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial. Kita hidup di dunia adalah untuk semakin belajar membuka hati dan mengikuti kasih Tuhan. Dengan belajar kita membuka hati dan mengikuti Kasih Tuhan dalam kondisi apapun, Karena Kasih Tuhan selalu tersedia setiap saat secara berkelimpahan untuk kita semua, maka seharusnya sebagai wujud syukur yang benar, kita harus menerimanya setiap saat pula. Bekerja dengan penuh rasa ssyuku, makan dan minum dengan penuh rasa syukur. Karena hidup adalah waktu yang diberikan Tuhan buat berkarya memelihara apa yang ada di dunia, mengembalikan kemuliaan Tuhan . Semua aspek kehidupan akan menjadi indah bila kita bisa mensyukuri segala hal yang diberikan oleh Tuhan.

2. Manusia Pasti Menghasilkan Karya

Pada hakekatnya semua manusia bisa menghasilkan suatu karya tergantung dari kemauan atau niat dari orang tersebut, jika ia ingin menciptakan suatu karya yang  bagus maka ia harus bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam menciptakan suatu karya yang bagus, sebaliknya jika ia bermalas – malasan maka ia tidak akan bisa menciptakan suatu karya yang bagus. Sebagai contoh seseorang membuat lukisan yang sangat-sangat indah untuk dilihat dan melalui karyanya itu ia dikenal oleh banyak orang dan apa yang akan ia ciptakan selanjutnya pasti akan ditunggu oleh banyak orang, semua hal tersebut tidak lepas dari usaha dan kesungguhan dalam diri orang tersebut. Kesimpulannya tidak ada hal yang mustahil di hidup ini karena jika kita bersungguh-sungguh maka kita akan mendapatkan hasil yang kita inginkan dan sebaliknya jika kita bermalas-malasan maka kita akan mendapat suatu kegagalan.

3. Persepsi Manusia Masalah Waktu

Lalu
Masa lalu adalah masa yang sudah dilewati atau masa sebelum masa sekarang, masa lalu seseorang bisa bersifat baik atau buruk tergantung dari perilaku orang tersebut di masa itu, disini saya akan memberikan massa lalu saya sebelum saya di Universitas Gunadarma. Saya dulu pada saat SMA saya ingin masuk jurusan biokimia di IPB, tetapi saya tidak mendapatkannya pada saat snmptn maupun di sbmptn saya pada saat itu saya merasa sedih karena tidak lolos tetapi orang tua saya berkata “yaudah engga apa-apa masih ada cara lain untuk kuliah" hingga suatu ketika saya mendapat sms dari Universitas Gunadarma bahwa saya mendapat beasiswa (sebelumnya saya mengikuti try out Universitas Gunadarma di SMA saya), dan dari situlah kenapa saya sekarang berada di Universitas Gunadarma di jurusan Teknik Informatika.

Sekarang
Masa sekarang atau masa kini adalah masa yang dimana merupakan masa yang paling penting karena masa kini dapat mengubah masa depan kita jika pada waktu ini kita bermalas-malasan maka yang terjadi dimasa depan kita akan menjadi pengangguran dan tidak menjadi orang sukses, sebaliknya jika kita rajin dan terus berusaha maka kemungkinan besar kita bisa menjadi orang sukses dan masa depan kita cerah.

Masa depan
Masa depan adalah masa dimana kita untuk meraih kesuksesan, kita ingin menjadi apa, dan kita ingin menjadi seperti apa. Masa depan yang cerah dapat diraih jika pada masa lalu kita adalah orang yang bersungguh-sungguh, pantang menyerah dan terus berusaha semaksimal mungkin, sebaliknya jika adalah orang yang males-malesan maka bisa jadi dimasa depan kita itu bukan siapa-siapa dan seorang pengangguran.

Dari ketiga masa yang dibahas, kita dapat menyimpulkan “orang yang akan menjadi orang sukses dapat dilihat dari masa lalu dan massa yang sekarang ia jalani, jika pada masa lalu dan masa sekarang ia adalah seorang yang bersungguh-sungguh dan bekerja keras maka ia akan dapat meraih kesuksesan sebaliknya jika ia pada masa lalu dan masa sekarang ia adalah orang yang males-malesan maka ia akan menjadi orang yang gagal".

4. Pandangan Terhadap Alam

Semakin kritisnya kondisi lingkungan hidup menimbulkan keprihatinan bagi banyak pihak, tak hanya para ilmuwan dan pemerhati lingkungan saja, para filsuf dan agamawan pun ikut memikirkannya. Pembahasan mengerucut pada akar masalah kerusakan lingkungan yaitu manusia.

Usaha manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di satu sisi membawa manusia pada suatu era yang disebut modern, hidup manusia makin hari kian mudah, potensi yang ada di alam dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di sisi yang lain, kemampuan manusia mengolah alam menempatkan dirinya sebagai pusat alam. Pandangan manusia terhadap alam berubah. Sebelum manusia mengenal ilmu pengetahuan modern, manusia menganggap bahwa alam mempunyai kekuatan, namun setelah manusia mengenal ilmu pengetahuan modern manusia mulai menampakkan sifat egoisnya. Mereka mengaku sebagai penguasa alam, segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah miliknya dan digunakan untuk menunjang hidupnya, sayangnya yang muncul setelahnya bukannya bijak memanfaatkan kekayaan alam tetapi yang ada malah keserakahan manusia mengambil apa yang ada di alam secara berlebihan tanpa berfikir apa akibat yang akan muncul kemudian. Untuk itu kita sebagai manusia harus mulai berfikir untuk menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan yang kita tinggal ini agar tidak terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.

5. Hubungan manusia dengan manusia

Pada hakikatnya manusia memiliki hubungan yang perlu dijalankan, yaitu hubungan sacara vertikal dan horizontal. Hubungan secara vertikal merupakan hubungan manusia kepada Tuhan. Hubungan vertikal ini sangat pribadi, individual, dan spiritual. Hanya manusia dan Tuhan yang tahu seberapa kedekatan itu. Hubungan horizontal dapat diartikan sebagai hubungan yang sangat luas, hubungan yang hanya berlangsung di dunia, salah satunya adalah hubungan sesama manusia. Hubungan yang menunjukkan bahwa manusia itu adalah mahkluk sosial yang tak bisa lepas dari bantuan manusia lainnya.

Tekadang, hubungan sesama manusia itu memiliki hambatan. Hambatan itu dapat sangat sulit maupun sangat mudah untuk diselesaikan. Penyelasaiannya tergantung pada pribadi manusia itu sendiri, apakah ia mudah atau sulitkah dalam menyelesaikannya. Hubungan kedekatan manusia memiliki berbagai tingkatan, mulai dari yang paling dekat yaitu keluarga, sahabat, teman, sebatas tahu, dan yang paling jauh adalah tidak kenal sama sekali. Keluarga, sahabat, dan teman merupakan kelompok yang pasti ada hubungan, minimal hubungan komunikasi sedangkan kelompok sebatas tahu dan tidak kenal sama sekali merupakan kelompok yang minimal tidak ada hubungan sama sekali.

Sangat terlihat jelas dari pembagian kelompok di atas bahwa kelompok yang pertamalah yang dapat menyebabkan suatu permasalah karena batas minimalnya adanya hubungan komunikasi. Dari komunikasi inilah yang dapat menyebabkan konflik suatu hubungan. Konflik sendiri dapat menjadi perekat suatu hubungan juga dapat menjadi boomerang yang dapat memperjauh kedekatan suatu hubungan dan memasukkan kelompok yang kedua. Lalu bagaimanakah meminimalisir konflik yang mengarah ke hal negatif? Tentu perlu ada hal yang dapat menahan agar suatu hubungan tidak menjadi semakin menjauh.

Setiap orang memiliki perangai yang berbeda-beda. Dan setiap orang lain berhak memberikan penilaian terhadap seseorang. Pergaulan kita berpengaruh terhadap penilaian kita terhadap orang tersebut. Namun yang perlu diperhatikan bahwa penilaian itu hanya berlaku untuk diri kita dan orang yang dituju. Jangan pernah memengaruhi pihak ketiga atas penilaian kita dan jangan mudah terpengaruh atas penilaian pihak ketiga tentang orang lain. Itu semua dapat mengakibatkan pikiran negative yang tentu menjerumuskan kita terhadap perbuatan tercela. Alangkah lebih baiknya jika kita lebih berhati-hati dalam bersikap, ketahuilah orang lain dengan cara perlahan karena ada orang yang sekalinya diberi umpan malah menunjukkan reaksi yang kuat.

Jangan terlalu cepat menganggap orang dekat dengan kita. Terlalu cepat melakukan hal tersebut akan cepat pula mengakibatkan keretakan yang terjadi. Proses mengangkatan kasta perlu cukup panjang agar hasilnya kita mendapatkan orang dekat yang benar-benar dekat bukan dekat sesaat.

Hidup itu memang tidak semudah yang dibayangkan, masalah memang selalu terjadi kapan saja tanpa kita duga. Alangkah lebih baiknya kita mulai berhati-hati dari sekarang. Coba lakukan hanya hubungan yang menyenangkan saja untuk manusia lain. Jangan coba menuangkan masalah kita kepada orang lain tanpa mengenal pribadi orang tersebut. Tuhan-lah yang dapat mendengar semua keluh-kesah kita dan Tuhan-lah yang memberikan solusi terhadap masalah kita walaupun memang tidak secara langsung. Pola pikir yang diberikan Tuhan-lah yang membuat kita dapat menyelesaikan konflik antar hubungan sesama manusia.

Sumber:
amirstainkendari.blogspot.co.id/2011/07/makalah-hakekat-dan-tujuan-hidup.html?m=1
https://www.google.co.id/amp/s/a2c5.wordpress.com/2010/07/28/pandangan-manusia-terhadap-alam/amp/
divateguh.blogspot.com/2012/04/hubungan-manusia-dengan-manusia.html?m=1

Sabtu, 06 Januari 2018

Agama dan Masyarakat



Agama dan Masyarakat


A.   Pengertian Agama

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

B.   Macam – Macam Agama Yang Ada Di Indonesia

1.    Agama Islam

Islam (Arab: al-islām,: "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah SWT. Agama ini termasuk agama Samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Kata Islam merupakan penyataan kata nama yang berasal dari akar triliteral s-l-m, dan didapat dari tata bahasa bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud "untuk menerima, menyerah atau tunduk." Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penundukan kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme.
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "Laa ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah" yang berarti "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah dapat dianggap sebagai seorang Muslim atau mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).

2.    Agama Kristen Protestan

Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama Kristen. Mazhab atau denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalil nya.Kata Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik.

3.    Agama Katolik

Kata Katolik sebenarnya bermakna "universal" atau "keseluruhan" atau "umum" (dari ajektiva Bahasa Yunani (katholikos)) yang menggambarkan sifat gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus.

4.    Agama Hindu

Agama Hindu (Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma "Kebenaran Abadi"), dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran"). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anak benua India. Di sini terdapat sekitar 90% penganut agama ini. Agama ini pernah tersebar di Asia Tenggara sampai kira-kira abad ke-15, lebih tepatnya pada masa keruntuhan Majapahit.

5.    Agama Buddha

Agama Buddha (Bahasa Sansekerta berarti. Mereka yang Sadar, Yang mencapai pencerahan sejati. dari perkataan Sansekerta: "Budh", untuk mengetahui) merupakan gelar kepada individu yang menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri dan yang berkembang kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, ia sering digunakan untuk merujuk Siddharta Gautama, guru agama dan pendiri Agama Buddha (dianggap "Buddha bagi waktu ini"). Dalam penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan contoh bagi manusia yang telah sadar.

6.    Agama Kong Hu Cu

Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".

C.   Pelembagaan Agama

1.    Islam : MUI

MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 juli 1975 di Jakarta, Indonesia.

2.    Kristen

a.    Kristen : Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI)

PGI (dulu disebut Dewan Gereja-gereja di Indonesia – DGI) didirikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta sebagai perwujudan dari kerinduan umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja sebagai Tubuh Kristus yang terpecah-pecah. Karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan pembentukannya adalah “mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.”

b.    Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)

Konferensi Waligereja Indonesia (KWI atau Kawali) adalah organisasi Gereja Katolik yang beranggotakan para Uskup di Indonesia dan bertujuan menggalang persatuan dan kerja sama dalam tugas pastoral memimpin umat Katolik Indonesia. Masing-masing Uskup adalah otonom dan KWI tidak berada di atas maupun membawahi para Uskup dan KWI tidak mempunyai cabang di daerah. Keuskupan bukanlah KWI daerah. Yang menjadi anggota KWI adalah para Uskup di Indonesia yang masih aktif, tidak termasuk yang sudah pensiun. KWI bekerja melalui komisi-komisi yang diketuai oleh Uskup-Uskup. Pada 2006 anggota KWI berjumlah 36 orang, sesuai dengan jumlah keuskupan di Indonesia (35 keuskupan) ditambah seorang uskup dari Ambon (Ambon memiliki 2 uskup).

3.    Hindu : Persada

Parisada Hindu Dharma Indonesia ( Parisada ) ialah: Majelis tertinggi umat Hindu Indonesia.

4.    Budha : MBI

Majelis Buddhayana Indonesia adalah majelis umat Buddha di Indonesia. Majelis ini didirikan oleh Bhante Ashin Jinarakkhita pada hari Asadha 2499 BE tanggal 4 Juli 1955 di Semarang, tepatnya di Wihara Buddha Gaya, Watugong, Ungaran, Jawa Tengah, dengan nama Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI) dan diketuai oleh Maha Upasaka Madhyantika S. Mangunkawatja.

5.    Konghucu : Matakin

Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (disingkat MATAKIN) adalah sebuah organisasi yang mengatur perkembangan agama Khonghucu di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1955.

D.   Fungsi Agama

Fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek penting yang selalu dipelajari, yaitu kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian.

Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka normanya pun dikukuhkan dengan sanksi-sanksi sakral. Dalam setiap masyarakat sanksi sakral mempunyai kekuatan memaksa istimewa, karena ganjaran dan hukumannya bersifat duniawi dan supramanusiawi dan ukhrowi.


  • Fungsi agama di bidang sosial adalah fungsi penentu, di mana agama menciptakan suatu   ikatan bersama, baik di antara anggota-anggota beberapa mayarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka.

  • Fungsi agama sebagai sosialisasi individu ialah individu, pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan umum untuk (mengarahkan) aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Orang tua di mana pun tidak mengabaikan upaya     “moralisasi” anak-anaknya, seperti pendidikan agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk memperoleh keselamatan sebagai tujuan utamanya. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan tersebut harus beribadah dengan kontinyu dan teratur, membaca kitab suci dan berdoa setiap hari, menghormati dan mencintai orang tua, bekerja keras, hidup secara sederhana, menahan diri dari tingkah laku yang tidak jujur, tidak berbuat yang senonoh dan mengacau, tidak minum-minuman keras, tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang, dan tidak berjudi. Maka perkembangan sosialnya terarah secara pasti serta konsisten dengan suara hatinya.


E.   Dimensi Agama

1.    Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajaran agama.

2.    Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata. Ini menyangkut, pertama, ritual, yaitu berkaitan dengan seperangkat upacara keagamaan, perbuatan religius formal, dan perbuatan mulia. Kedua, berbakti tidak bersifat formal dan tidak bersifat publik serta relatif spontan.

3.    Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai      perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang realitas tertinggi, mampu berhubungan, meskipun singkat, dengan suatu perantara yang supernatural.

4.    Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan, bahwa orang-orang yang bersikap         religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara        keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.

5.    Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan    dan pembentukan citra pribadinya.

F.    Hubungan Agama dengan Masyarakat

Telah kita ketahui Indonesia memiliki banyak sekali budaya dan adat istiadat yang juga berhubungan dengan masyarakat dan agama. Dari berbagai budaya yang ada di Indonesia dapat dikaitkan hubungannya dengan agama dan masyarakat dalam melestraikan budaya.Sebagai contoh budaya Ngaben yang merupakan upacara kematian bagi umat hindu Bali yang sampai sekarang masih terjaga kelestariannya.Hal ini membuktikan bahwa agama mempunyai hubungan yang erat dengan budaya sebagai patokan utama dari masyarakat untuk selalu menjalankan perintah agama dan melestarikan kebudayaannya.Selain itu masyarakat juga turut mempunyai andil yang besar dalam melestarikan budaya, karena masyarakatlah yang menjalankan semua perintah agama dan ikut menjaga budaya agar tetap terpelihara.
Selain itu ada juga hubungan lainnya,yaitu menjaga tatanan kehidupan.Maksudnya hubungan agama dalam kehidupan jika dipadukan dengan budaya dan masyarakat akan membentuk kehidupan yang harmonis,karena ketiganya mempunyai keterkaitan yang erat satu sama lain. Sebagai contoh jika kita rajin beribadah dengan baik dan taat dengan peraturan yang ada,hati dan pikiran kita pasti akan tenang dan dengan itu kita dapat membuat keadaan menjadi lebih baik seperti memelihara dan menjaga budaya kita agar tidak diakui oleh negara lain.
Namun sekarang ini agama hanyalah sebagai symbol seseorang saja. Dalam artian seseorang hanya memeluk agama, namun tidak menjalankan segala perintah agama tersebut. Dan di Indonesia mulai banyak kepercayaan-kepercayaan baru yang datang dan mulai mengajak/mendoktrin masyarakat Indonesia agar memeluk agama tersebut. Dari banyaknya kepercayaan-kepercayaan baru yang ada di Indonesia, diharapkan pemerintah mampu menanggulangi masalah tersebut agar masyarakat tidak tersesaat di jalannya. Dan di harapkan masyarakat Indonesia dapat hidup harmonis, tentram, dan damai antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya.

Sumber :