Sabtu, 18 November 2017

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat


·         Prasangka, Diskriminasi dan Ednosentisme

1)    Prasangka
Prasangka adalah suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu baik atau tidak tanpa mengkritik terlebih dahulu.

Ø  Ciri – Ciri Prasangka Sosial
1.    Proses generalisasi terhadap perbuatan anggota kelompok lain,
2.    Kompetisi sosial.
3.    Penilaian ekstrem terhadap anggota kelompok lain.
4.    Pengaruh persepsi selektif dan ingatan masa lalu.
5.    Perasaan frustasi.
6.    Agresi antar kelompok.
7.    Dogmatisme.

Ø  Sumber – Sumber Penyebab Prasangka Sosial
1.    Ketidaksetaraan Sosial.
2.    Identitas Sosial.
3.    Konformitas.
4.    Prasangka secara Emosional.
5.    Frustasi dan Agresi Rasa sakit sering membangkitkan pertikaian.
6.    Kepribadian yang dinamis Status.
7.    Kepribadian Otoriter.

Ø  Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prasangka Sosial
1.    Pengaruh Kepribadian.
2.    Pendidikan dan Status.
3.    Pengaruh Pendidikan Anak oleh Orangtua.
4.    Pengaruh Kelompok.
5.    Pengaruh Politik dan Ekonomi.
6.    Pengaruh Komunikasi.
7.    Pengaruh Hubungan Sosial.

Ø  Cara Mengurangi Prasangka Sosial
1.    Melalukan kontak langsung.
2.    Mengajarkan pada anak untuk tidak membenci.
3.    Mengoptimalkan peran orang tua, guru, individu dewasa yang dianggap penting oleh anak dan media massa untuk membentuk sikap menyukai atau idak menyukai melalui contoh perilaku yang ditunjukkan.
4.    Menyadarkan individu untuk belajar membuat perbedaan tentang individu lain, yaitu belajar mengenal dan memahami individu lain berdasarkankarakteristiknya yang unik, tidak hanya berdasarkan keanggotaan individu tersebut dalam kelompok tertentu.

2)      Diskriminasi
Diskriminasi adalah sikap yang merujuk kepada pelayanan yang tidak baik terhadap individu tertentu, dimana hal ini terjadi akibat kecendrungan manusia dalam membeda – bedakan seseorang.

Ø  Jenis – Jenis Diskriminasi :

1.    Diskriminasi Langsung

Diskriminasi langsung adalah diskriminasi terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan yang dengan jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.

2.    Diskriminasi Tidak Langsung

Diskriminasi tidak langsung adalah diskriminasi terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.

Ø  Macam – Macam Diskriminasi

1.    Diskriminasi Umur.
2.    Diskriminasi Gender (Jenis Kelamin).
3.    Diskriminasi Kesehatan.
4.    Diskriminasi Ras.
5.    Diskriminasi Agama.

Ø  Upaya Untuk Mengurangi Diskriminasi Dalam Masyarakat

1.    Menumbuhkan semangat religius.
2.    Menumbuhkan semangat nasionalisme.
3.    Menumbuhkan semangat pluralisme.
4.    Menumbuhkan semangat humanisme.
5.    Mengadakan dialog antar-umat beragama.
6.    Membangun pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media massa dan harmonisasi dunia.
7.    Keterbukaan, kedewasaan sikap pemikiran global yang bersifat inklusif.
8.    Kesadaran kebersamaan dalam mengurangi sejarah.

Ø  Contoh Diskriminasi

1.    Adanya pemisahan antara orang kaya dan orang miskin.
2.    Karena agama yang berbeda, Intan tidak mau berteman dengan Berlian.
3.    Di AS, ada penggolongan antara orang berkulit putih dan orang berkulit hitam (negro).
4.    Sebagian besar masyarakat menempatkan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.

3)    Etnosentisme

Etnosentisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budayanya.

Ø  Penyebab Timbulnya Etnosentisme di Indonesia :

1.    Budaya Politik
Ini merupakan faktor mendasar penyebab munculnya Etnosentrisme, budaya politik dari masyarakat cenderung tradisional dan tidak rasional. Budaya politik masyarakat yang demikian tergolong budaya politik yang subjektif ikatan emosional dan ikatan primordial yang cenderung menguasai masyarakat Indonesia. Masyarakat yang terlibat di politik sering mementingkan kepentingan mereka sendiri mulai dari suku, etnis, agama dan lain sebagainya.

2.    Pluralitas Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan beragam suku, agama, ras dan golongan. Dengan adanya pluralitas tersebut banyak terjadi berbagai persoalan. Setiap suku, agama, ras dan golongan berusaha mendapatkan kekuasaan dan menguasai yang lain.

Ø  Dampak Etnosentisme

1.    Dampak Positif
a.    Dapat mempertinggi semangat patriotisme.
b.    Dapat menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan.
c.    Dapat memepertinggi rasa cinta terhadap bangsa sendiri.

2.    Dampak Negatif
a.    Dapat menimbulkan konflik antar suku.
b.    Terdapat aliran politik.
c.    Dapat menghambat proses asimilasi budaya yang berbeda.

·         Pertentangan Sosial dan Ketegangan Masyarakat

1)    Pertentangan Sosial

Pertentangan sosial merupakan suatu konflik yang timbul akibat faktor – faktor sosial yang biasanya didasari oleh kesalah pahaman. Pertentangan sosial ini adalah salah satu akibat dari adanya perbedaan – perbedaan dari norma yang menyimpang di kehidupan masyarakat. Pertentangan sosial dapat dilihat dari kehidupan sehari - hari sebagai contohnya tawuran, peperangan antar suku dan juga kekerasan dalam rumah tangga, semua itu hanya ingin memuaskan keegoisan masing -masing yang ingin memenangkan dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dihilangkan dengan cara percaya satu sama lainnya, terbuka, dan saling pengertian. Semua itu dapat di tanamkan dari kecil agar tidak mudah salah paham terhadap orang lain.

Ø  Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertentangan Sosial

1.    Rasa iri antara individu,negara, dan masyarakat.
2.    Adanya rasa tidak puas masyarakat terhadap kepemerintahan.
3.    Banyak adu domba antara politik,agama,suku serta budaya.

Ø  Contoh Pertentangan Sosial

v  Tawuran
Tawuran adalah perkelahian yang terjadi di dimasyarakat yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti mengejek – ejek satu sama lain, merendahkan satu sama lain dan lain – lain.

2)    Ketegangan Masyarakat

Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar dari suatu konflik, yaitu
1.    Terdapat dua atau lebih unit - unit atau bagian yang terlibat dalam konflik.
2.    Unit - unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan -gagasan.
3.    terdapat interraksi diantar bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi -emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan diri seseorang, kelompok, dan masyarakatAdapun cara pemecahan konflik tersebut :

1.    Elimination, pengunduran diri dari salah satu pihak yang terlibat konflik.
2.    Subjugation atau Domination, pihak yang mempunyai kekuasaan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah.
3.    Majority Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting.
4.    Minority Consent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta kesepakatan untuk melakukan kegiatan bersama.
5.    Compromise, artinya semua sub kelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6.    Integration, artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

3)    Golongan – golongan yang berbeda dan integrasi sosial

Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Aspek - aspek dari kemasyarakatan :

1.    Suku, bangsa dan kebudayaannya
2.    Agama
3.    Bahasa
4.    Nasional indonesia
Adapun hal - hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi :

1.    Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
2.    Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab).
3.    Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan. Kesukuan
4.    Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu.
5.    Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain:
a.    Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka.
b.    Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
c.    Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten.
d.    Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Beberapa masalah integrasi internasional, antara lain:
e.    Perbedaan ideologi
f.     kondisi masyarakat yang majemuk
g.    masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh
h.    pertumbuhan partai politik

·         Integrasi Sosial

1)    Pengertian

Integrasi sosial adalah penyatuan dua atau lebih unsur sosial menjadi satu kesatuan utuh yang dapat diterima dengan baik. Kata integrasi berasal dari bahasan inggris yaitu “Integration” yang artinya kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial juga dapat diartikan sebagai proses adaptasi antara kelompok kelompok yang berbeda dalam suatu kehidupan bermasyarakat. Tujuan umum dari integrasi sosial adalah untuk melakukan pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial serta untuk menyatukan unsur unsur sosial yang berbeda dalam masyarakat. Integrasi sosial penting untuk menjaga masyarakat agar siap menghadapi tantangan, baik beruapa tantangan fisik atau mental yang terjadi dalam kehidupan sosial.

2)    Proses Terjadinya Integrasi Sosial
Suatu masyarakat memiliki komponen dan unsur - unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Bagaimanapun, komponen dan unsur – unsur masyarakat ini pasti memiliki suatu perbedaan, tetapi mau tidak mau mereka harus bekerja sama untuk saling mendukung agar sama-sama mendapat keuntungan. Untuk itu perlu terbentuk integrasi sosial, berikut adalah proses terjadinya suatu integrasi sosial :

a.    Tahap Interaksi
Interaksi sosial adalah Hubungan timbal balik dalam masyarakat yang tercipta karena adanya komunikasi antara satu pihak dengan pihak lainnya melalui sebuah tindakan tertentu.

b.    Tahap Identifikasi
Setelah saling mengenal melalui proses interaksi, maka masing masing pihak akan berusaha untuk saling menerima dan memahami satu sama lain, tahapan ini disebut dengan tahapan identifikasi.

c.    Tahap Kerjasama
Kerjasama timbul apabila orang - orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama, pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri untuk memenuhi kepentingan tersebut.

d.    Tahap Akomodasi
Setelah bekerja sama dan menjalankan tugasnya masing masing, biasanya akan muncul konflik dan pertentangan antar pihak - pihak yang terlibat. Pertentangan ini perlu diredakan akan tidak menghasilkan perpecahan, disinilah akomodasi berperan. Akomodasi adalah suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan.

e.    Tahap Asimilasi
Setelah melalui beberapa permasalah dan mampu mengatasi permasalah tersebut tanpa menimbulkan perpecahan, biasanya hubungan antara pihak yang berkaitan akan lebih erat sehingga terjadinya proses asimilasi. Asimilasi adalah proses sosial berupa usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok untuk mempertinggi rasa kesatuan.

f.     Tahap Integrasi
Setelah proses asimilasi, maka akan terbentuk integrasi. Pada proses integrasi penyesuaian antar unsur masyarakat yang berbeda terjadi dan kemudian membentuk keserasian dalam menjalani fungsi kehidupan.

3)    Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Integrasi Sosial

a.    Homogenitas Kelompok
Homogenitas kelompok adalah kemiripan atau kesamaan dalam suatu kelompok masyarakat baik itu kepribadian, ciri atau adat istiadat.

b.    Besar Kecilnya Kelompok Masyarakat
Semakin besar suatu kelompok maka perbedaan yang muncul akan semakin banyak pula. Dalam kelompok yang relatif kecil, maka hubungan pribadinya cenderung lebih akrab dan berlangsung secara informal, sehingga lebih mudah tercapainya suatu kesepakatan.

c.    Mobilitas Geografis (Perpindahan Fisik)
Perpindahan atau pergerakan penduduk secara geografis akan menimbulkan banyak keanekaragaman dalam suatu wilayah. Masyarakat yang masuk ke suatu daerah baru membawa ideologi, kebiasaan, budaya dan kepribadian dari tempat asalnya. Oleh karena itu mobilitas sosial sangat mempengaruhi terbentuknya suatu integrasi sosial.

d.    Efektivitas dan Efisiensi Komunikasi
Salah satu syarat terjadinya interaksi sosial adalah komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Pada umumnya komunikasi yang sering kita lihat dilakukan secara verbal (berbicara) dengan menggunakan cara yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, contohnya dengan menggunakan bahasa dari suatu negara tertentu. Tetapi komunikasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat, menunjukkan sikap tertentu, ekspresi wajah, dll. Intinya jika informasi yang ingin disampaikan oleh satu pihak dapat diterima dengan baik oleh pihak lainnya, maka komunikasi sudah terjadi antara kedua belah pihak tersebut.

4)    Klarifikasi Macam – Macam Bentuk Integrasi Sosial

v  Berdasarkan Hasilnya :

a.    Asimilasi

Asimilasi adalah penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang hasilnya menghilangkan ciri khas dari kebudayaan asli, artinya hasil dari asimilasi merupakan sebuah kebudayaan baru yang diterima oleh semua kelompok dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

b.    Akulturasi

Akulturasi adalah penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan ciri khas dari kebudayaan asli di lingkungan tersebut. Biasanya kebudayaan asing yang masuk akan mendapatkan penolakan terlebih dahulu, tetapi kemudian seiring berjalannya waktu kebudayaan ini akan diterima dan dimanfaatkan dengan tanpa menghilangkan ciri khas dari kebudayaan awal.

v  Berdasarkan Penyebabnya :

a.    Integrasi Normatif

Integrasi normatif adalah integrasi yang terjadi karena norma-norma tertentu yang berlaku dalam masyarakat secara keseluruhan. Norma ini menjadi hal yang mampu mempersatukan masyarakat sehingga integrasi lebih mudah terbentuk.

b.    Integrasi Instrumental

Integrasi instrumental adalah integrasi yang tampak secara visual akibat adanya keseragaman antar individu dalam suatu lingkungan masyarakat. Contohnya adalah keseragaman pakaian, keseragaman aktivitas sehari – hari, keseragaman ciri fisik, dll.

c.    Integrasi Ideologis

Integrasi ideologis adalah integrasi yang tidak tampak secara visual, terbentuk karena adanya ikatan spiritual atau ideologis yang kuat berdasarkan proses alamiah tanpa adanya paksaan.

d.    Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional terbentuk karena adanya fungsi - fungsi tertentu dari masing - masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.

e.    Integrasi Koersif
Integrasi koersif adalah integrasi yang terbentuk karena adanya pengaruh kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. Integrasi ini dapat bersifat paksaan.

5)    Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial

v  Menurut Para Ahli :

a.    Menurut R William Lidle, syarat berhasilnya suatu integrasi sosial adalah sebagai berikut :

Ø  Sebagian besar (mayoritas) anggota dalam masyarakat sepakat tentang batas – batas teritorial dari wilayah mereka sebagai suatu kehidupan politik.
Ø  Sebagian besar (mayoritas) anggota masyarakat tersebut sepakat mengenai struktur pemerintahan dan aturan hukum dari proses politik dan sosial yang berlaku bagi seluruh masyarakat dalam wilayah teritorial tersebut.

b.    Menurut William F. Ougburn dan Meyer Nimkoff tentang Syarat berhasilnya integrasi Sosial :

Ø  Anggota masyarakat merasa bahwa mereka saling mengisi kebutuhan mereka satu sama lain.
Ø  Masyarakat telah menciptakan kesepakatan bersama tentang nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungan tersebut.
Ø  Nilai dan Norma sosial itu sudah berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.
Ø  Masing masing individu atau kelompok mampu mengendalikan diri dan menyesuaikan diri satu sama lain.
Ø  Selalu menempatkan persatuan dan kesatuan sebagai prioritas utama.

6)    Sumber