Pertentangan
Sosial dan Integrasi Masyarakat
·
Prasangka,
Diskriminasi dan Ednosentisme
1)
Prasangka
Prasangka
adalah suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu baik
atau tidak tanpa mengkritik terlebih dahulu.
Ø Ciri –
Ciri Prasangka Sosial
1. Proses
generalisasi terhadap perbuatan anggota kelompok lain,
2. Kompetisi
sosial.
3. Penilaian
ekstrem terhadap anggota kelompok lain.
4. Pengaruh
persepsi selektif dan ingatan masa lalu.
5. Perasaan
frustasi.
6. Agresi
antar kelompok.
7. Dogmatisme.
Ø Sumber
– Sumber Penyebab Prasangka Sosial
1. Ketidaksetaraan
Sosial.
2. Identitas
Sosial.
3. Konformitas.
4. Prasangka
secara Emosional.
5. Frustasi
dan Agresi Rasa sakit sering membangkitkan pertikaian.
6. Kepribadian
yang dinamis Status.
7. Kepribadian
Otoriter.
Ø Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Prasangka Sosial
1. Pengaruh
Kepribadian.
2. Pendidikan
dan Status.
3. Pengaruh
Pendidikan Anak oleh Orangtua.
4. Pengaruh
Kelompok.
5. Pengaruh
Politik dan Ekonomi.
6. Pengaruh
Komunikasi.
7. Pengaruh
Hubungan Sosial.
Ø Cara
Mengurangi Prasangka Sosial
1. Melalukan
kontak langsung.
2. Mengajarkan
pada anak untuk tidak membenci.
3. Mengoptimalkan
peran orang tua, guru, individu dewasa yang dianggap penting oleh anak dan
media massa untuk membentuk sikap menyukai atau idak menyukai melalui contoh
perilaku yang ditunjukkan.
4. Menyadarkan
individu untuk belajar membuat perbedaan tentang individu lain, yaitu belajar
mengenal dan memahami individu lain berdasarkankarakteristiknya yang unik,
tidak hanya berdasarkan keanggotaan individu tersebut dalam kelompok tertentu.
2)
Diskriminasi
Diskriminasi
adalah sikap yang merujuk kepada pelayanan yang tidak baik terhadap individu
tertentu, dimana hal ini terjadi akibat kecendrungan manusia dalam membeda –
bedakan seseorang.
Ø Jenis
– Jenis Diskriminasi :
1. Diskriminasi
Langsung
Diskriminasi langsung adalah diskriminasi
terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan yang dengan jelas menyebutkan
karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan
menghambat adanya peluang yang sama.
2. Diskriminasi
Tidak Langsung
Diskriminasi tidak langsung adalah diskriminasi
terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat
diterapkan di lapangan.
Ø Macam
– Macam Diskriminasi
1. Diskriminasi
Umur.
2. Diskriminasi
Gender (Jenis Kelamin).
3. Diskriminasi
Kesehatan.
4. Diskriminasi
Ras.
5. Diskriminasi
Agama.
Ø Upaya
Untuk Mengurangi Diskriminasi Dalam Masyarakat
1. Menumbuhkan
semangat religius.
2. Menumbuhkan
semangat nasionalisme.
3. Menumbuhkan
semangat pluralisme.
4. Menumbuhkan
semangat humanisme.
5. Mengadakan
dialog antar-umat beragama.
6. Membangun
pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media
massa dan harmonisasi dunia.
7. Keterbukaan,
kedewasaan sikap pemikiran global yang bersifat inklusif.
8. Kesadaran
kebersamaan dalam mengurangi sejarah.
Ø Contoh
Diskriminasi
1. Adanya
pemisahan antara orang kaya dan orang miskin.
2. Karena
agama yang berbeda, Intan tidak mau berteman dengan Berlian.
3. Di AS,
ada penggolongan antara orang berkulit putih dan orang berkulit hitam (negro).
4. Sebagian
besar masyarakat menempatkan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.
3)
Etnosentisme
Etnosentisme adalah penilaian terhadap
kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budayanya.
Ø Penyebab
Timbulnya Etnosentisme di Indonesia :
1. Budaya
Politik
Ini merupakan faktor mendasar penyebab
munculnya Etnosentrisme, budaya politik dari masyarakat cenderung tradisional
dan tidak rasional. Budaya politik masyarakat yang demikian tergolong budaya
politik yang subjektif ikatan emosional dan ikatan primordial yang cenderung
menguasai masyarakat Indonesia. Masyarakat yang terlibat di politik sering
mementingkan kepentingan mereka sendiri mulai dari suku, etnis, agama dan lain
sebagainya.
2. Pluralitas
Bangsa Indonesia
Bangsa
Indonesia adalah bangsa dengan beragam suku, agama, ras dan golongan. Dengan
adanya pluralitas tersebut banyak terjadi berbagai persoalan. Setiap suku,
agama, ras dan golongan berusaha mendapatkan kekuasaan dan menguasai yang lain.
Ø Dampak
Etnosentisme
1. Dampak
Positif
a. Dapat
mempertinggi semangat patriotisme.
b. Dapat
menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan.
c. Dapat
memepertinggi rasa cinta terhadap bangsa sendiri.
2. Dampak
Negatif
a. Dapat
menimbulkan konflik antar suku.
b. Terdapat
aliran politik.
c. Dapat
menghambat proses asimilasi budaya yang berbeda.
·
Pertentangan
Sosial dan Ketegangan Masyarakat
1) Pertentangan Sosial
Pertentangan
sosial merupakan suatu konflik yang timbul akibat faktor – faktor sosial yang
biasanya didasari oleh kesalah pahaman. Pertentangan sosial ini adalah salah
satu akibat dari adanya perbedaan – perbedaan dari norma yang menyimpang di
kehidupan masyarakat. Pertentangan sosial dapat dilihat dari kehidupan sehari -
hari sebagai contohnya tawuran, peperangan antar suku dan juga kekerasan dalam
rumah tangga, semua itu hanya ingin memuaskan keegoisan masing -masing yang
ingin memenangkan dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dihilangkan dengan cara
percaya satu sama lainnya, terbuka, dan saling pengertian. Semua itu dapat di
tanamkan dari kecil agar tidak mudah salah paham terhadap orang lain.
Ø Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Pertentangan Sosial
1. Rasa
iri antara individu,negara, dan masyarakat.
2. Adanya
rasa tidak puas masyarakat terhadap kepemerintahan.
3. Banyak
adu domba antara politik,agama,suku serta budaya.
Ø Contoh
Pertentangan Sosial
v Tawuran
Tawuran adalah perkelahian yang terjadi di
dimasyarakat yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti mengejek – ejek satu
sama lain, merendahkan satu sama lain dan lain – lain.
2)
Ketegangan
Masyarakat
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas
daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai
pertentangan yang kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar
dari suatu konflik, yaitu
1.
Terdapat
dua atau lebih unit - unit atau bagian yang terlibat dalam konflik.
2.
Unit
- unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan,
tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan -gagasan.
3.
terdapat
interraksi diantar bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan
emosi -emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan,
konflik dapat terjadi pada lingkungan diri seseorang, kelompok, dan masyarakat. Adapun
cara pemecahan konflik tersebut :
1.
Elimination, pengunduran diri dari salah satu pihak yang
terlibat konflik.
2.
Subjugation atau Domination, pihak yang
mempunyai kekuasaan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah.
3.
Majority Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan
dengan voting.
4.
Minority Consent, artinya kelompok mayoritas yang menang,
namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta
kesepakatan untuk melakukan kegiatan bersama.
5.
Compromise, artinya semua sub kelompok yang terlibat
dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration, artinya pendapat-pendapat
yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah kembali sampai
kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
3)
Golongan
– golongan yang berbeda dan integrasi sosial
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai
masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial
yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia.
Aspek - aspek dari kemasyarakatan :
1.
Suku, bangsa dan kebudayaannya
2.
Agama
3.
Bahasa
4.
Nasional indonesia
Adapun hal - hal yang dapat menjadi
penghambat dalam integrasi :
1.
Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang
dianggap sebagai miliknya.
2.
Isu asli tidak asli, berkaitan dengan
perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan
(Tionghoa,arab).
3.
Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk
mempertajam perbedaan. Kesukuan
4.
Prasangka yang merupakan sikap permusuhan
terhadap seseorang anggota golongan tertentu.
5.
Integrasi Sosial adalah merupakan proses
penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan.
Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik,
agama, bahasa, nilai, dan norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara
lain:
a.
Anggota masyarakat merasa bahwa mereka
berhasil saling mengisi kebutuhan mereka.
b.
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan
bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
c.
Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah
serta dijalankan secara konsisten.
d.
Integrasi Internasional merupakan masalah
yang dialami semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan
yang dihadapinya. Beberapa masalah integrasi internasional, antara lain:
e.
Perbedaan ideologi
f.
kondisi masyarakat yang majemuk
g.
masalah teritorial daerah yang berjarak cukup
jauh
h.
pertumbuhan partai politik
·
Integrasi
Sosial
1)
Pengertian
Integrasi
sosial adalah penyatuan dua atau lebih unsur sosial menjadi satu
kesatuan utuh yang dapat diterima dengan baik. Kata integrasi berasal dari
bahasan inggris yaitu “Integration”
yang artinya kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial juga dapat
diartikan sebagai proses adaptasi antara kelompok kelompok yang berbeda dalam
suatu kehidupan bermasyarakat. Tujuan umum dari integrasi sosial adalah untuk
melakukan pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial serta untuk
menyatukan unsur unsur sosial yang berbeda dalam masyarakat. Integrasi sosial
penting untuk menjaga masyarakat agar siap menghadapi tantangan, baik beruapa
tantangan fisik atau mental yang terjadi dalam kehidupan sosial.
2)
Proses
Terjadinya Integrasi Sosial
Suatu masyarakat memiliki komponen dan unsur - unsur yang
saling berkaitan satu sama lain. Bagaimanapun, komponen dan unsur – unsur
masyarakat ini pasti memiliki suatu perbedaan, tetapi mau tidak mau mereka
harus bekerja sama untuk saling mendukung agar sama-sama mendapat keuntungan.
Untuk itu perlu terbentuk integrasi sosial, berikut adalah proses terjadinya
suatu integrasi sosial :
a. Tahap Interaksi
Interaksi
sosial adalah Hubungan timbal balik dalam masyarakat yang
tercipta karena adanya komunikasi antara satu pihak dengan pihak lainnya
melalui sebuah tindakan tertentu.
b. Tahap Identifikasi
Setelah saling mengenal melalui proses
interaksi, maka masing masing pihak akan berusaha untuk saling menerima dan
memahami satu sama lain, tahapan ini disebut dengan tahapan identifikasi.
c. Tahap Kerjasama
Kerjasama timbul apabila orang - orang
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama, pada saat bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri untuk memenuhi kepentingan
tersebut.
d. Tahap
Akomodasi
Setelah bekerja sama dan menjalankan tugasnya
masing masing, biasanya akan muncul konflik dan pertentangan antar pihak - pihak
yang terlibat. Pertentangan ini perlu diredakan akan tidak menghasilkan
perpecahan, disinilah akomodasi berperan. Akomodasi
adalah suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak
lawan.
e. Tahap Asimilasi
Setelah melalui beberapa permasalah dan mampu
mengatasi permasalah tersebut tanpa menimbulkan perpecahan, biasanya hubungan
antara pihak yang berkaitan akan lebih erat sehingga terjadinya proses
asimilasi. Asimilasi adalah proses
sosial berupa usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
orang perorangan atau kelompok untuk mempertinggi rasa kesatuan.
f. Tahap Integrasi
Setelah proses asimilasi, maka akan terbentuk
integrasi. Pada proses integrasi penyesuaian antar unsur masyarakat yang
berbeda terjadi dan kemudian membentuk keserasian dalam menjalani fungsi
kehidupan.
3)
Faktor
– Faktor Yang Mempengaruhi Integrasi Sosial
a. Homogenitas
Kelompok
Homogenitas kelompok adalah kemiripan atau
kesamaan dalam suatu kelompok masyarakat baik itu kepribadian, ciri atau adat
istiadat.
b. Besar Kecilnya
Kelompok Masyarakat
Semakin besar suatu kelompok maka perbedaan
yang muncul akan semakin banyak pula. Dalam kelompok yang relatif kecil, maka
hubungan pribadinya cenderung lebih akrab dan berlangsung secara informal, sehingga
lebih mudah tercapainya suatu kesepakatan.
c. Mobilitas
Geografis (Perpindahan Fisik)
Perpindahan atau pergerakan penduduk secara
geografis akan menimbulkan banyak keanekaragaman dalam suatu wilayah.
Masyarakat yang masuk ke suatu daerah baru membawa ideologi, kebiasaan, budaya
dan kepribadian dari tempat asalnya. Oleh karena itu mobilitas sosial sangat
mempengaruhi terbentuknya suatu integrasi sosial.
d. Efektivitas
dan Efisiensi Komunikasi
Salah satu syarat terjadinya interaksi sosial
adalah komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari
satu pihak kepada pihak lainnya. Pada umumnya komunikasi yang sering kita lihat
dilakukan secara verbal (berbicara) dengan menggunakan cara yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak, contohnya dengan menggunakan bahasa dari
suatu negara tertentu. Tetapi komunikasi juga dapat dilakukan dengan
menggunakan bahasa isyarat, menunjukkan sikap tertentu, ekspresi wajah, dll.
Intinya jika informasi yang ingin disampaikan oleh satu pihak dapat diterima
dengan baik oleh pihak lainnya, maka komunikasi sudah terjadi antara kedua
belah pihak tersebut.
4) Klarifikasi
Macam – Macam Bentuk Integrasi Sosial
v Berdasarkan
Hasilnya :
a. Asimilasi
Asimilasi
adalah penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang hasilnya menghilangkan ciri
khas dari kebudayaan asli, artinya hasil dari asimilasi merupakan sebuah
kebudayaan baru yang diterima oleh semua kelompok dalam lingkungan masyarakat
yang bersangkutan.
b. Akulturasi
Akulturasi
adalah penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan ciri khas
dari kebudayaan asli di lingkungan tersebut. Biasanya kebudayaan asing yang
masuk akan mendapatkan penolakan terlebih dahulu, tetapi kemudian seiring
berjalannya waktu kebudayaan ini akan diterima dan dimanfaatkan dengan tanpa
menghilangkan ciri khas dari kebudayaan awal.
v Berdasarkan
Penyebabnya :
a. Integrasi
Normatif
Integrasi
normatif adalah integrasi yang terjadi karena norma-norma tertentu
yang berlaku dalam masyarakat secara keseluruhan. Norma ini menjadi hal yang
mampu mempersatukan masyarakat sehingga integrasi lebih mudah terbentuk.
b. Integrasi
Instrumental
Integrasi
instrumental adalah integrasi yang tampak secara visual
akibat adanya keseragaman antar individu dalam suatu lingkungan masyarakat.
Contohnya adalah keseragaman pakaian, keseragaman aktivitas sehari – hari,
keseragaman ciri fisik, dll.
c. Integrasi
Ideologis
Integrasi
ideologis adalah integrasi yang tidak tampak secara visual,
terbentuk karena adanya ikatan spiritual atau ideologis yang kuat berdasarkan
proses alamiah tanpa adanya paksaan.
d. Integrasi
Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena adanya
fungsi - fungsi tertentu dari masing - masing pihak yang ada dalam sebuah
masyarakat.
e. Integrasi
Koersif
Integrasi
koersif adalah integrasi yang terbentuk karena adanya pengaruh
kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. Integrasi ini dapat bersifat paksaan.
5)
Syarat
Berhasilnya Integrasi Sosial
v Menurut
Para Ahli :
a. Menurut R William Lidle,
syarat berhasilnya suatu integrasi sosial adalah sebagai berikut :
Ø Sebagian
besar (mayoritas) anggota dalam masyarakat sepakat tentang batas – batas teritorial
dari wilayah mereka sebagai suatu kehidupan politik.
Ø Sebagian
besar (mayoritas) anggota masyarakat tersebut sepakat mengenai struktur
pemerintahan dan aturan hukum dari proses politik dan sosial yang berlaku bagi
seluruh masyarakat dalam wilayah teritorial tersebut.
b. Menurut William F. Ougburn dan Meyer
Nimkoff tentang Syarat berhasilnya integrasi Sosial :
Ø Anggota
masyarakat merasa bahwa mereka saling mengisi kebutuhan mereka satu sama lain.
Ø Masyarakat
telah menciptakan kesepakatan bersama tentang nilai dan norma yang berlaku
dalam lingkungan tersebut.
Ø Nilai
dan Norma sosial itu sudah berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.
Ø Masing
masing individu atau kelompok mampu mengendalikan diri dan menyesuaikan diri
satu sama lain.
Ø Selalu
menempatkan persatuan dan kesatuan sebagai prioritas utama.
6)
Sumber